Racuni Hati Nurani Rakyat Dengan Membagi-bagikan Uang

Written By Unknown on Rabu, 16 Februari 2011 | 07.47

Ketidak sportipan dalam pemilu dengan menbagi-bagikan uang pada masyarakat ini merupakan racun dan virus2 demokrasi yang harus dimusnahkan. Kalangan tertentu merusak suasana pemilu dengan paraktek 'money politik' haram yang tak sepantasnya membeli hati nurani rakyat dengan uang.

Saya nggak bicara siapa dan siapa dan golongan mana. Namun saya berpikir miris pada golongan manapun yang menghamburkan uang yang tidak pada tempatnya untuk mendapat kemenangan dengan cara membeli hati nurani rakyat. tapi saya yakin masyarakat kita cukup pintar dan mengenal tipikal politisi yang menghalalkan segala cara dalam meraih kemenangan meski lewat parakte haram 'money politik' dengan cara menyogok hati nurani rakyat untuk menuntun tangannta mencoblos koalisinya.

Saya berharap masyarakat berpikir kritis dan memilih secara pintar. Realistis sebelum menduduki jabatan saja sudah melakukan paraktek haram dengan mengahamburkan uang yang tidak pada tempatnya. Dan mencoba bembeli hati rakyat dengan uangnya. Apa jadinya jika tipikal politisi seperti ini menjadi pemimpin negeri ini. ratusan juta rupiah untuk kesuksesan pemilunya dan diakumulasi mustahil akan dikembalikan dalam jangka pangku jabatan lima tahun jika dilihat dari gaji seorang bupati. Masyarakat bisa berpikir jauh kedepan. Setiap uang yang dihamburkan merupakan nilai investasinya yang harus dikembalikan. realistis memang jika menghamburkan dengan sgala cara dan kemungkinan akan mengembalikan dengan sgala cara pula.

Peneturan dari seorang sahabat tentang hal ini menyatakan 'jika ada ngasih uang kita ambil saja namun masalah pilihan tetap pilihan sendiri'. Juga penutuaran ibu rumah tangga yang saya pikir cukup pintar saat oknum tertentu mencoba membeli suaranya mewakili kelompok yasinan 'mereka menawarkan berupa janji dan uang namun uang kami terima dan masalah pilihan kami serahkan ke hati nurani masing'. betapa tingkat pemikiran masyarakat cukup tinggi dalam menilai bahwa tindakan membeli suara rakyat adalah bentuk cerminan pemimpin yang tidak beradab...

Berharap masyarakat kita lebih pintar dan lebih mengtahui gerak gerik pelaku calon pemimpin kita yang tidak terpuji yang merasa kekuatan kekuasaan terletak pada uang. Penggantian paradigma masyarakat tentang paraktek curang pemilu merupakan tindakan yang mencerminkan burukanya moral calon pemimpin tersebut. Dan layaknya budaya politisi buruk ini hendaknya bisa kita perangi bersama.

Mahasiswa sebagai golongan pelajar hendaknya menjadi pahlawan dan membimbing masyarakat kita yang mungkin masih berpikir logika untuk menggunakan hati nuraninya dalam memilih. Memberi pangarahan tentang budaya2 politisi dalam berbuat cuarang dalam pemilihan. Penyuluhan sosial mengenai 'money pilitik' misalnya...

Maraknya money politik seakan menjadi budaya politisi tertentu yang seakan dibiarkan dengan lemahnya manajemen dan kebijakan pemilu. Pemerintah bisa saja mengluarkan kebijakan dan berhak dikualifikasi jika ada calon pemimpin yang melakukan pelanggaran dalam hal pemilu. Misalnya 'money politik' dengan membeli atau mencoba menyogok hati nurani masyarakat untuk kepntingannya. Dan jika terbukti dan dibuktikan secara real bisa dikenakan sangsi diskualifikasi. Perlunya cek n ricek hasil pemilu sehat dan tidak cacat demokrasi sangat menentukan pemimpin tepat dalam negeri ini. Dan jika terbukti secara real kebenarannya langsung didiskualifikasi dan jabatan dilimpahkan pada calon pemimpin yang lebih bersih dan jujur dibawah suara yang telah didiskualifikasi.

Negeri ini seolah menutup mata pada kelemahan tanpa melakukan perbaikan pada tiap2 celah kekurangan yang ditemui. budaya reformasi dalam pembaharuan terus menerus mencakup dalam sgala sistem yang ditemui menuai kelemahan dan sekan menjadi budaya seperti halnya 'money politik' seolah bangsa ini dicerminkan. Siapa yang memiliki uang dialah penguasa tanpa harus tau uang tersebut dugunakan di jalan haram demokrasi...
Bangsa ini terbagi dalam beberapa elemen saja sebagi contoh politi, ekonomi, budaya dan sosial, keamanan, kesehatan dll. Yang memiliki sistem masing2. Sistem perekonomian, sistem keamanan, sistem politik dll... Yang memerlukan pembaharuan ditiap celah kelemahan yang ditemui dalam hal penyempurnaan sistem... Karena apapun itu bergantung pada sistem dan pola yang dirancang secara benar. Bagaimana sistem perpolitikan kita ? Sejauh mana perkembangannya ? apa saja yang melenceng dari sistem ? Apa saja kelemahannya ! Dan jadi pertanyaan mendasar. Adakah perbaikan pada kelemahan sebuah sistem agar menjadi sebuah sistem yang disempurnakan. Dalam hal matemetika sistem ini bisa diumpamakan sebagai rumus atau formula untuk mendapatkan hasil yang benar.

Dalam hal money politik yang seolah menjadi budaya didunia perpolitikan di indonesia tentunya juga akan membudayakan praktek korupsi, belum punya kebijakan saja sudah curang, belum jadi pemimpin saja sudah Berani menyuap rakyat. dalam hal ini tidakkah negeri ini menemuai kelemahan pada sistem perpolitikannya. Tidakkah menemumukan solusi perbaikan dalam sistemnya. . . Bangsa ini akan besar jika mau belajar dari kelemahannya sebagai acuan dan nenjadi kekuatan untuk masa yang akan datang...

Saya muak dan benci sama calon pejabat yang mencoba praktek haram money politik dengan membeli hati nurani rakyat untuk kepentingannya. Berpesta pora seolah dialah pemengnya. anehnya hal ini menjadi budaya politik negeri ini. . . Dimana pemimpin dunia perpolitikan di indonesia. . ?

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar anda :