MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI KALANGAN GENERASI MUDA

Written By Unknown on Jumat, 14 Januari 2011 | 08.41

Oleh : Abu Samman Lubis

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat tingkah laku masyarakat yang kurang baik, persoalan-persolan hidup yang kian pelik bermunculan, krisis ekonomi, konflik sosial, dan krisis multidimensi yang tak berkesudahan, berbagai masalah yang muncul tak terkendali, generasi muda terpelajar baik pelajar maupun mahasiswa yang nota bene harapan bangsa tawuran antara sesama bagaikan lawan yang abadi. Indonesia memerlukan perbaikan yang lebih mendasar melalui membangun pendidikan karakter. Bila kita melihat kebelakang apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Pada masa pergerakan nasional terungkap melalui perlawanan bersenjata melawan Belanda. Perlawanan-perlawanan itu menemui kegagalan. Kemudian dilanjutkan merubah taktik dalam mewujudkan cita-cita mereka, yaitu dengan mendirikan organisasi-organisasi modern seperti pembentukan Budi Utomo mereka berjuang, mengobarkan nasionalisme, melakukan diplomasi. Mereka bersungguh-sungguh untuk mencapai Indonesia merdeka. Dengan kesungguhan dan semangat ingin terbebas dari penjajahan Demikian halnya kalau kita melihat pemimpin dari negeri jiran Singapura Lee Kuan Yew memimpin (waktu itu), yang dikenal perfeksionis dan pekerja keras. Ia menjadi perdana menteri ketika usianya masih 35 tahun. Dalam biografinya Kuan Yew berarti “cahaya yang bersinar terang dan luas”. Lee Kuan Yew adalah sosok seorang intelektual. Didikan orang tuanya membuat ia mempunyai karakter pribadi yang
kuat, tegas dan disiplin, dan menghantarkan Singapura sebagai industri maju di kawasan Asia Tenggara dan para industriawannya merambah keberbagai negara termasuk membeli saham mayoritas PT Indosat (Indonesia), dan tentu menjadi contoh bagi semua negara sedang berkembang baik di Asia maupun di belahan dunia lain. Begitu juga negeri jiran Malaysia, yang dinakhodai oleh Mahatir Muhammad (waktu itu) juga mempunyai karakter pribadi yang kuat, tegas, dan disiplin menghantarkan rakyat kepada kemakmuran dan pada industriawannya telah merambah ke berbagai negara termasuk membeli saham mayoritas PT Bank Niaga (Indonesia). Lalu bagaimanakah karakter masyarakat bangsa Indonesia? Dalam perjalanan sejarahnya, bangsa Indonesia telah mengalami kemerosotan karakter yang luar biasa, dibandingkan dengan masa pergerakan. Krisis karakter membuat korupsi merajalela, Hipokritis/munafik, segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya, putusannya, kelakuannya, dan sebagainya, serta punya watak yang lemah.

II. Pedidikan Karakter dan Generasi Muda
Pengertian pendidikan secara umum dapat kita artikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu, kelompok, lembaga dalam rangka menanamkan pengetahuan (kognitif), menanamkan nilai-nilai atau sikap (afektif), dan melatih keterampilan (psikomotorik) kepada para peserta didik untuk mempersiapkan masa depannya yang lebih baik/maju. Karakter sebagaimana dikutip dari Gede Raka (Guru Besar, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung), adalah ‘distinctive trait, distinctive quality, moral strength, the pattern of behavior found in an individual or group’ Kamus Besar bahasa Indonesia belum memasukkan kata karakter, yang ada adalah kata ‘watak’ yang diartikan sebagai: sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat. Jadi, dapat diartikan secara umum bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi ‘positif ‘ Orang berkarakter adalah orang punya kualitas moral tertentu) yang positif. Dengan demikian pendidikan membangun karakter secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau yang baik, bukan yang negatif atau yang buruk. Karakter atau watak adalah ekspresi dari keseluruhan nilai-nilai yang kita taati. Karakter seseorang merupakan ekspresi dari moralitas orang tadi. Krisis moral terjadi pada siswa maupun mahasiswa, tingkah laku masyarakat kurang baik karena kita mengkhianati nilai-nilai yang kita patuhi sebelumnya. Niali-nilai yang baik itu ada pada diri kita sendiri.

III. Pentingnya Pedidikan Karakter di Kalangan Generasi Muda
Pembentukan karakter pribadi bukan hal yang mudah, dia dibangun dari berbagai aspek yang mendukungnya dan melalui proses yang berkelanjutan dan komitmen yang kuat, bahwa karakter pribadi berpegang teguh pada prinsip yang melatarbelakangi oleh arti kehidupan, cita-cita dan hubungan antar manusia (mentalitas). Pembentukan karakter perlu waktu panjang, dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa ketika seseorang mampu mengambil keputusan mengenai dirinya sendiri. Mendengarkan uraian-uraian tentang nilai-nilai, berusaha memahaminya, memilih mana yang akan diterima sebagai bagian dari moral dan mana yang akan ditolak. Generasi muda adalah calon generasi penerus, dan calon pemimpin negara dan bangsa masa depan, Tanpa karakter yang kuat yang dimiliki generasi muda, maka akan memiliki resiko yang besar di masa yang akan datang, Kita dapat melihat bahwa pergaulan dunia yang semakin tanpa batas, seperti ekonomi global dimana konsumen dan produsen (coorporations) tanpa mengenal batas- batas negara, setiap konsumen hanya mau membeli barang dan jasa dengan kualitas terbaik dan harga termurah dari manapun asalnya atau siapa pembuatnya.lihatlah china telah merambah dan mengusai pasar global. Oleh karena itu perlu dibangun karakter atau watak yang kuat agar Indonesia keluar dari krisis yang berkepanjangan. Pelajaran yang kita tarik, kalau kita mau mempertahankan kehidupan sebagai bangsa, mau tidak mau kita harus belajar mengendalikan krisis moral melalui pembentukan karakter.

IV. Sarana atau media penanaman pendidikan karakter di kalangan generasi muda
Banyak faktor atau media yang mempengaruhi pembentukan karakter di kalangan generasi muda, yang saya yakini, yaitu: Pendidikan agama sebagai salah satu media/sarana pendidikan karakter di kalangan generasi muda pendidikan agama yang diberikan kepada generasi muda saat ini, haruslah dipahami dimaknai secara mendalam, dan menyemaikan kebaikan tersebut di hati dan mewujudkannya dalam tindakan. Dengan makna yang demikian akan dapat dijadikan landasan pembangunan kecerdasan emosi dan spiritual dimana
suara hati adalah menjadi landasannya. Pendidikan keluarga sebagai salah satu media/sarana pendidikan karakter di kalangan generasi muda. Untuk pembentukan karakter salah satunya adalah faktor keluarga dan pendidikan. Keluarga (pendidikan) adalah sebuah unit yang membangun bangsa dan untuk itulah negara dibangun. Keluarga adalah tempat dimana karakter anak dibentuk dimana pendidikan dimulai dan dipupuk, dimana norma pengambilan keputusan oleh si anak diciptakan. Seperti “refleksi ” dalam majalah Nirmala mengungkapkan bahwa: jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia
belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya, dan jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan. Dari sudut pandang pentingnya keluarga sebagai basis pendidikan karakter, maka tidak salah kalau krisis karakter yang terjadi di Indonesia sekarang ini bisa dilihat sebagai salah satu cermin gagalnya pendidikan keluarga. tup Dalam era globalisasi ini karakter yang kuat memiliki peran yang sangat strategis dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas yang memiliki integritas yang tinggi sebagai bangsa Indonesia. Berkaitan dengan tantangan besar bangsa yang dihadapi, kita perlu menumbuhkan kembali nilai-
nilai kemanusiaan yang luhur, yakni nilai keadilan, nilai kemuliaan, nilai kejujuran, nilai kebenaran dan nilai-nilai lain yang sesuai dengan anugerah suara hati
yang telah Tuhan berikan, sehingga akan membangkitkan kembali kesadaran kita akan jati diri sejati yang bisa melahirkan suatu prinsip dan karakter yang didasari oleh nilai-nilai mulia kemanusiaan dimana pada akhirnya akan bisa memberikan kemajuan serta keberhasilan dalam membangun bangsa ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar anda :