KM40 dan Madang Ingin Hengkang dari Desa Pangkalan Lesung

Written By Unknown on Kamis, 10 Februari 2011 | 06.34

Madang dan KM40 merupakan bagian dari Desa Pangkalan Lesung yang merupakan dua kelompok masyarakat yang nyaris tidak merasakan dampak pembangunan dari Desa yang dipimpim oleh Adnan. Dua kelompok masyarakat ini pernah mengadakan wacana untuk pembentukan sebuah Desa dan ingin lepas dari Desa Pangkalan Lesung yang terkesan terabaikan. Anggaran pembangunan desa hingga ratusan juta sama sekali tidak menyentuh dan tidak dirasakan masyarakat Km.40 dan Madang sebagai bagian desa terpinggir didesa Pangkalan Lesuang.

Hal inilah yang memicu kekecewaan masyarakat yang terpinggirkan dan merasa tidak diperhatikan pemerintahan desa setempat. Berulangkali usulan dan mohonan serta janji namun semua hanya sebatas dibibir dan kepentingan kedua masyarakat seakan tidak digubris. Bahkan sempat aparat RT/RW setempat mangkir dari panggilan rapat karena merasa suaranya tidak dipentingkan. Permohohan secara diplomasi ringan nyatanya hanya sebuah angin lalu hingga menimbulkan rasa jengkel masyarakat, permuda maupun aparatur sub desa berbuah kekecewaan yang berujung pasrah.

Realita setiap pembangunan desa hanya terpusat pada kecamatan saja. Dan tanpa menyentuh sisi sub bagian desa ingin merasakan pembangunan. Sebagai bagian dari desa yang memiliki banyak warga yang terpinggirkan merasa mendapat ketidak adilan dalam segi pembangunan. Bahkan tidak diperhatikan aparat desa setempat baik dari segi pertanian, pendidikan, sosialisasi masyarakat dll. Bahkan membiarkan dua kelompok masyarakat terpinggir ini gelap gulita tanpa adanya perpanjangan daya jangkauan listrik desa.
KM40 misalnya sebuah kelompok masyarakat yang terletak diperbatasan jalur lalu lintas Ukui 1 dan desa air emas ini belum teraliri listrik padahal janji dari tahun ketahun namun itu hanya sebuah janji-janji kosong para penista pemangku jabatan Desa. Menurut salah seorang narasumber mengatakan 'kami malu sama desa yang letak didaerah pedalaman sudah terang benderang sementara kami terletak dipinggiran jalan lintas timur dan bahkan daerah perbatasan kecamatan yang memiliki masyarakat yang cukup banyak juga membutuhkan penerangan seperti mereka namun janjipun tlah berganti tahun kami masih dalam keadaan gelap gulita jangankan wacana mungkin niatpun nggak ada buat perpanjangan jangkauan aliran listrik ditempat kami padahal sedikit lagi disini juga ada pabrik, rumah makan dan rumah2 masyarakat yang membutuhkan penerangan'.

Wacana dua kelompok masyarakat ini KM40 dan Madang sempat merebak dan ingin membentuk desa sendiri dengan menggabungkan dua kelompok masyarakat menjadi sebuah desa yang mandiri. Namun hal masih terkendala pada struktur dan kesiapan mental untuk menjadi desa yang mandiri. Mempertimbangkan kesiapan SDM yang terbatas dalam mengelola senuah desa dan kesiapan mental sangat diperlukan hingga masih menunggu waktu yang tepat untuk mendelegasikan wacana ini. Karena kami jenuh sama perintahan desa sekarang yang terkesan otoriter pembangunan yang hanya terpokus pada pusat kecamatan... Dan yang kami dapatkan hanyalah janji dan janji serta alasan hingga kami hampi kehilangan kesabaran.

Artikel ini merupakan cerminan demokrasi yang merasakan adanya otoriter pembanguan di Desa Pangkalan Lesuang yang telah realitas mengabaikan Kepentingan masyarakat pinggirin.

An. Masyarakat Madang dan KM40

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar anda :