Gayus seorang Cracker Hukum

Written By Unknown on Senin, 24 Januari 2011 | 04.11

siapa yang nggak kenal gayus dengan plesirannya yang menjadi topik hangat di media saat ini baik media surat kabar maupun elektronik. Gayus yang menggelapkan milyaran uang rakyat (pajak) seakan menjadi berita terhangat yang membooming dibumi nusantara. Ulah gayus ini sangat mencoreng hukum di Indonesia yang kerap mencari sensasi mempermainkan hukum Indonesia dengan plesirannya ke bali dan beberapa negara asia pada masa berstatus sebagai tahanan penggelapan dana pajak. Ada apa dengan gayus tandean dan siapa sutradara dibalik plesirannya masih menjadi tanda tanya besar ???

Gayus telah menghebohkan jagat raya Indonesia mengalahkan sensasi para artis negeri ini. Sosok manusia yang tidak pernah kita kenal sebelumnya sekarang menjadi buah bibir tiap orang. Sensasinya cukup mencoreng nama bangsa ini dimata dunia. sampai2 lagu 'Andai aku Gayus' tenar dlam hitungan menit yang menggambarkan keleluasaan para koruptor negeri ini yang bisa membeli hukum dengan kekuatan finansial dan politik mereka.

gayus serta orang2 yang berkepntingan dibelakangnya menjelma sosok cracker yang dengan sengaja mencari-cari kelemahan hukum di Indonesia. Hukum tetaplah hukum dan harus ditegakan dan diadili sedil-adilnya. Tapi bagaimana jika hukum Indonesia sangat mudah dipolitisi. Diskenario para orang yang berkepntingaN dinegeri ini. Sanggupkah Indonesia atasi kelemahan ini dan jadikan momen gayus untuk perbaikan dan pembaharuan ranah hukum di Indonesia yang kebal money politik. Layakah Koruptor di Indonesia Harga Mati dan jika terbukti Hukumnya Mati...

kalangan masyarakatpun beropini bahwa hukum Indonesia bisa dibeli dan bisa dibawa kompromi kalangan tertentu jika terbukti melanggar hukum dan bahkan beropini hukum Indonesia tidak berlaku bagi orang-orang berduit. contoh kecilnya saja anak seorang angkatan terlibat razia kendaraan terbukti melanggar hukum tata tertib lalu lintas kemudian dibebaskan dengan kompromi atasan dan bawahan. Hal ini sering terjadi dinegeri ini dan hukum yang bisa ditukarkan dengan rupiah menggambarkan kekuatan hukum dibawah kekuatan rupiah. Seperti halnya gayus dan orang2 berkepentingan dibelakangnya dengan mudah mempolitisi hukum dengan kekuatan finansial yang masih tanda tanya hingga saat ini. Seberapa kuatkah gayus hingga permaslahan ini berlarut-larut dan masih tanda tanya perkara.

krisis kepercayaan pada hukum dinegeri ini semakin pudar. Betapa banyak masalah negeri keluar kepublik tanpa ada akhir penyelesaian terlihat oleh publik... Publik beranggapan untuk menghilangkan sensasi lama sensasi baru dibuka. Publik seolah-olah merasa dibohongi. Politik dalam negeri ini sulit ditebak. Dan publik selalu dibuat bertanya-tanya ?

Polemik gayus dinegeri ini merupakan petunjuk kelemahan dari sisi hukum di Indonesia. Tidakah bangsa ini belajar dari kelemahan dan menjadikan kelemahan itu kekuatan dalam memperbaiki indikator dari penyimpangan hukum di Indonesia. Dan yang terpenting adalah melakukan perbaikan dari tiap kelemahan. Negara ini perlu manjawab kenapa terjadi ? Karena itu dan ini solusinya agar tak terulang lagi dinegeri ini.

Hal ini bisa digambarkan pada sebuah wesite (hukum) dan website tersebut bisa dibobol oleh para cracker (gayus dan orang pintar tak beriman lainnya) yang melakukan deface melalui kelemahan website tersebut. Lalu administrator (mentri hukum) mencari dan menemukan kelemahan dari websitenya agar bisa diatasi dan ditutupi kelemahan tersebuat agar cracker (pecundang pintar tak beriman itu) tidak bisa melakukan deface pada bewsite tersebut menjadi sebuah website yang anti deface. Dan untuk sisi kelemahan lainnya.

MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI KALANGAN GENERASI MUDA

Written By Unknown on Jumat, 14 Januari 2011 | 08.41

Oleh : Abu Samman Lubis

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat tingkah laku masyarakat yang kurang baik, persoalan-persolan hidup yang kian pelik bermunculan, krisis ekonomi, konflik sosial, dan krisis multidimensi yang tak berkesudahan, berbagai masalah yang muncul tak terkendali, generasi muda terpelajar baik pelajar maupun mahasiswa yang nota bene harapan bangsa tawuran antara sesama bagaikan lawan yang abadi. Indonesia memerlukan perbaikan yang lebih mendasar melalui membangun pendidikan karakter. Bila kita melihat kebelakang apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Pada masa pergerakan nasional terungkap melalui perlawanan bersenjata melawan Belanda. Perlawanan-perlawanan itu menemui kegagalan. Kemudian dilanjutkan merubah taktik dalam mewujudkan cita-cita mereka, yaitu dengan mendirikan organisasi-organisasi modern seperti pembentukan Budi Utomo mereka berjuang, mengobarkan nasionalisme, melakukan diplomasi. Mereka bersungguh-sungguh untuk mencapai Indonesia merdeka. Dengan kesungguhan dan semangat ingin terbebas dari penjajahan Demikian halnya kalau kita melihat pemimpin dari negeri jiran Singapura Lee Kuan Yew memimpin (waktu itu), yang dikenal perfeksionis dan pekerja keras. Ia menjadi perdana menteri ketika usianya masih 35 tahun. Dalam biografinya Kuan Yew berarti “cahaya yang bersinar terang dan luas”. Lee Kuan Yew adalah sosok seorang intelektual. Didikan orang tuanya membuat ia mempunyai karakter pribadi yang
kuat, tegas dan disiplin, dan menghantarkan Singapura sebagai industri maju di kawasan Asia Tenggara dan para industriawannya merambah keberbagai negara termasuk membeli saham mayoritas PT Indosat (Indonesia), dan tentu menjadi contoh bagi semua negara sedang berkembang baik di Asia maupun di belahan dunia lain. Begitu juga negeri jiran Malaysia, yang dinakhodai oleh Mahatir Muhammad (waktu itu) juga mempunyai karakter pribadi yang kuat, tegas, dan disiplin menghantarkan rakyat kepada kemakmuran dan pada industriawannya telah merambah ke berbagai negara termasuk membeli saham mayoritas PT Bank Niaga (Indonesia). Lalu bagaimanakah karakter masyarakat bangsa Indonesia? Dalam perjalanan sejarahnya, bangsa Indonesia telah mengalami kemerosotan karakter yang luar biasa, dibandingkan dengan masa pergerakan. Krisis karakter membuat korupsi merajalela, Hipokritis/munafik, segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya, putusannya, kelakuannya, dan sebagainya, serta punya watak yang lemah.

II. Pedidikan Karakter dan Generasi Muda
Pengertian pendidikan secara umum dapat kita artikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu, kelompok, lembaga dalam rangka menanamkan pengetahuan (kognitif), menanamkan nilai-nilai atau sikap (afektif), dan melatih keterampilan (psikomotorik) kepada para peserta didik untuk mempersiapkan masa depannya yang lebih baik/maju. Karakter sebagaimana dikutip dari Gede Raka (Guru Besar, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung), adalah ‘distinctive trait, distinctive quality, moral strength, the pattern of behavior found in an individual or group’ Kamus Besar bahasa Indonesia belum memasukkan kata karakter, yang ada adalah kata ‘watak’ yang diartikan sebagai: sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat. Jadi, dapat diartikan secara umum bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi ‘positif ‘ Orang berkarakter adalah orang punya kualitas moral tertentu) yang positif. Dengan demikian pendidikan membangun karakter secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau yang baik, bukan yang negatif atau yang buruk. Karakter atau watak adalah ekspresi dari keseluruhan nilai-nilai yang kita taati. Karakter seseorang merupakan ekspresi dari moralitas orang tadi. Krisis moral terjadi pada siswa maupun mahasiswa, tingkah laku masyarakat kurang baik karena kita mengkhianati nilai-nilai yang kita patuhi sebelumnya. Niali-nilai yang baik itu ada pada diri kita sendiri.

III. Pentingnya Pedidikan Karakter di Kalangan Generasi Muda
Pembentukan karakter pribadi bukan hal yang mudah, dia dibangun dari berbagai aspek yang mendukungnya dan melalui proses yang berkelanjutan dan komitmen yang kuat, bahwa karakter pribadi berpegang teguh pada prinsip yang melatarbelakangi oleh arti kehidupan, cita-cita dan hubungan antar manusia (mentalitas). Pembentukan karakter perlu waktu panjang, dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa ketika seseorang mampu mengambil keputusan mengenai dirinya sendiri. Mendengarkan uraian-uraian tentang nilai-nilai, berusaha memahaminya, memilih mana yang akan diterima sebagai bagian dari moral dan mana yang akan ditolak. Generasi muda adalah calon generasi penerus, dan calon pemimpin negara dan bangsa masa depan, Tanpa karakter yang kuat yang dimiliki generasi muda, maka akan memiliki resiko yang besar di masa yang akan datang, Kita dapat melihat bahwa pergaulan dunia yang semakin tanpa batas, seperti ekonomi global dimana konsumen dan produsen (coorporations) tanpa mengenal batas- batas negara, setiap konsumen hanya mau membeli barang dan jasa dengan kualitas terbaik dan harga termurah dari manapun asalnya atau siapa pembuatnya.lihatlah china telah merambah dan mengusai pasar global. Oleh karena itu perlu dibangun karakter atau watak yang kuat agar Indonesia keluar dari krisis yang berkepanjangan. Pelajaran yang kita tarik, kalau kita mau mempertahankan kehidupan sebagai bangsa, mau tidak mau kita harus belajar mengendalikan krisis moral melalui pembentukan karakter.

IV. Sarana atau media penanaman pendidikan karakter di kalangan generasi muda
Banyak faktor atau media yang mempengaruhi pembentukan karakter di kalangan generasi muda, yang saya yakini, yaitu: Pendidikan agama sebagai salah satu media/sarana pendidikan karakter di kalangan generasi muda pendidikan agama yang diberikan kepada generasi muda saat ini, haruslah dipahami dimaknai secara mendalam, dan menyemaikan kebaikan tersebut di hati dan mewujudkannya dalam tindakan. Dengan makna yang demikian akan dapat dijadikan landasan pembangunan kecerdasan emosi dan spiritual dimana
suara hati adalah menjadi landasannya. Pendidikan keluarga sebagai salah satu media/sarana pendidikan karakter di kalangan generasi muda. Untuk pembentukan karakter salah satunya adalah faktor keluarga dan pendidikan. Keluarga (pendidikan) adalah sebuah unit yang membangun bangsa dan untuk itulah negara dibangun. Keluarga adalah tempat dimana karakter anak dibentuk dimana pendidikan dimulai dan dipupuk, dimana norma pengambilan keputusan oleh si anak diciptakan. Seperti “refleksi ” dalam majalah Nirmala mengungkapkan bahwa: jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia
belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya, dan jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan. Dari sudut pandang pentingnya keluarga sebagai basis pendidikan karakter, maka tidak salah kalau krisis karakter yang terjadi di Indonesia sekarang ini bisa dilihat sebagai salah satu cermin gagalnya pendidikan keluarga. tup Dalam era globalisasi ini karakter yang kuat memiliki peran yang sangat strategis dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas yang memiliki integritas yang tinggi sebagai bangsa Indonesia. Berkaitan dengan tantangan besar bangsa yang dihadapi, kita perlu menumbuhkan kembali nilai-
nilai kemanusiaan yang luhur, yakni nilai keadilan, nilai kemuliaan, nilai kejujuran, nilai kebenaran dan nilai-nilai lain yang sesuai dengan anugerah suara hati
yang telah Tuhan berikan, sehingga akan membangkitkan kembali kesadaran kita akan jati diri sejati yang bisa melahirkan suatu prinsip dan karakter yang didasari oleh nilai-nilai mulia kemanusiaan dimana pada akhirnya akan bisa memberikan kemajuan serta keberhasilan dalam membangun bangsa ini.

Menuju Organisasi yang lebih Modern dan Maju.

Written By Unknown on Kamis, 13 Januari 2011 | 20.43

Hipmawan News - Memoderenisasi Organisasi Pelajar dan Mahasiswa Pelalawan diskala Nasional memang tidak mudah. Perlu adanya kerjasama sgala pihak terkait dan kesadaran kita untuk menyesuaikan diri pada era saat ini. Organisasi yang bertujuan sosial tentunnya harus punya pondasi kuat dalam membangun tingkat sosiality baik antar masyarakat, kaum terpelajar dan pemerintah.. Untuk itu perlu adanya sebuah terobosan memoderenisasi organisasi dalam hal tranformasi sosial... Namun sebelum langkah ini terwujud perlu adanya pembenahan struktur organisasi seperti Nama besar sebagai dasar untuk mensinkronisasikan tiap elemen organisasi yang terdapat dalam stakeholder organisasi tersebut.

Selain itu perlu adanya pembekuan beberapa pelebaran organisasi agar tidak terjadinya multi leader dalam satu lingkupan organisasi seperti yang terjadi pada organisasi pelajar dan mahasiswa Pelalawan dipekanbaru. IPMPB dan HIPMAWAN adalah organisasi pelajar dan mahasiswa Pelalawan yang sama2 mewadahi kecamatan dan ini harus segera dibekukan dan dijadikan dalam satu Himpunan. IPMPB yang lahir dari manajemen konflik kepemimpinan dan memisahkan diri dari kesatuan Hipmawan tentu ini sebuah dampak buruk organisasi dalam modernisasi organisasi kedepan. Dan tentunya dalam wadah IKMPI yang mempunyai kebijakan organisasi pelajar skala Nasional yang segera diselesaikan. Dan Tugas IKMPI lah yang membekukan IPMPB dan mengembalikan lagi dalam kesatuan HIPMAWAN dan mencari solusi dengan baik dan bijak.

Adapun persyaratan dalam memoderenisasi organisasi tentunya menyelesaikan konflik internal organisasi dan membangun transformasi sosial antar tiap elemen. Pembenahan strukturisasi dengan rapi dan memiliki satu nama besar untuk memudahkan dalam membangun transformasi antar elemen. Realita saat ini buruknya strukturisasi organisasi skala Nasional telah mengkerdilkan organisasi ini... Smua lepas dan tidak berada dalam satu simpul. Seperti pelajar dan mahasiswa yang terdapat dibeberapa provinsi diindonesia namun juga terdapat beberapa nama yang berbeda-beda. Seperti IMAPPEL (Padang), Hipmawan (Jakarta dan Pekanbaru), IPMR-KP (Jogjakarta), HIMAPEL (Bandung) dan juga di medan dan lampung. Perbedaan nama yang mencolok ini tentunya sangat menghambat berjalannya transformasi antar organisasi. Tidak bisakah semuanya berlabel satu nama HIPMAWAN dan yang membedakannya hanya tempat atau provinsi yang bersangkutan.

Kelalaian kebijakan IKMPI dalam mentata strukturisasi organisasi ini justru akan berdampak buruk kedepan. Pelebaran organisasi dengan membuat nama organisasi yang semudah membalikan telapak tangan ini akan menjadi-jadi. Tanpa kebijakan akan sulit meredam egoisme kelompok tertentu yang secara sengaja memecah oraganisasi menjadi beberapa bagian. Contoh nyata IPMPB berdiri sejajar dengan HIPMAWAN buah dari manajemen konflik yang diterapkan kelompok tertentu.

Banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk kemajuan organisasi pelajar dan mahasiswa Pelalawan. Tidak ada kemajuan tanpa perubahan dan tiada perubahan tanpa pembaharuan. Dan IKMPI harus mempertimbangkan reformasi pada organisasi yang diwadahinya dan pembekuan IPMPB dikembalikan lagi dalam kesatuan HIPMAWAN secara Bijak demi terwujudnya organisasi sesuai visi dan misi dan cita2 bersama untuk menjadi generasi penerus muda penerus yang terencana, terorganisir, terpantau dan terlaksana dengan tuahnya. ***

Ikatan Pemuda Kerumutan Kritik Medco E & P

Ikatan Pemuda Kerumutan
Kabupaten Pelalawan menyatakan kontribusi dan perhatian PT
MEDCO E & P sebagai perusahaan yang bergerak dibidang
pengeboran minyak masih minim.
Dalam pertemuan antara Pemuda Kerumutan dengan PT
MEDCO E & P, bertempat di aula kantor lurah Kerumutan, Rabu
(12/1), Ketua Pemuda Kerumutan, Amran Hadi, menyampaikan
kepada PT Medco untuk dapat memperhatikan pemuda di
Kecamatan Kerumutan dengan program yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta tetap
memperhatikan lingkungan sekitarnya.
“Perusahan jangan hanya mengejar keuntungan saja akan tetapi
melupakan dampak sosial,” ujarnya.
PT Medco yang diwakili Humas Medco, Darwis, berjanji akan
berusaha memenuhi tuntutan pemuda berupa membuka
lapangan pekerjaan, memasang lampu jalan, mempersiapkan
lapangan sepakbola dan perawatan serta penyiraman jalan raya
Kopau ke Kayuara.

Pemilihan Raya Cabup dan Cawabup Kabupaten Pelalawan

Sumber : www.riaumandiri.com

Pelalawan News (PN) -Hari pencoblosan Pemilu Kada Pelalawan ditetapkan 16 Februari 2011. Penetapan
tersebut berdasarkan rapat koordinasi Pemilu Kada
Kabupaten Pelalawan yang difasilitator Badan
Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
(Kesbanglinmas), Komisi Pemilihan Umum (KPU) ,
Asisten Pemerintahan, Dinas Kependudukan dan Capil Pelalawan. “Sehubungan akan berlangsungnya pesta demokrasi Pemilu Kada Kabupaten Pelalawan
2011, perlu diadakan rapat kordinasi dengan instasi
terkait untuk menyukseskan persiapan, pelaksanaan
dan penyelesaian Pemilu Kada Pelalawan," terang
kepala Kesbanglinmas, Ishak M Arani, Rabu (30/6).
Dikatakan, berbagai tahapan serta program kegiatan telah disusun namun Ketua KPUD Pelalawan belum
defenitif juga menjadi satu persoalan.
"Dalam rapat tadi juga dibahas tentang perlu
cepatnya ketua defenitif KPUD beserta anggotanya
yang akan bekerja pada tahapan Pemilukada.
Pembentukan PPK, KPPS, PPS dan Bawaslu juga telah diagendakan, namun sangat mendesak Ketua KPUD,"
imbuh Ishak. Menurutnya, tiga tahapan program
Pemilu Kada Kabupaten Pelalawan yaitu persiapan,
pelaksanaan dan penyelesaian.
Dalam persiapan yang masuk non tahapan
penyusunan program dan anggaran Pemilu Kada Kabupaten Pelalawan. Setelah tahapan yang dimulai
18 Juni 2010 dilaksanakan pemutakhiran data pemilih
dan sosialisasi tata cara pencalonan, tata cara
kampanye, tata cara perhitungan suara, serta tata
cara penetapan calon pasangan terpilih. Selanjutnya
tahapan yang dikerjakan pembentukan dan pelatihan PPK dan PPS, Pembentukan Bawaslu, Pemberitahuan
dan pendaftaran pemantau, sosialisasi informasi/
pendidikan pemilih kepada masyarakat.
Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah
mengenai berakhirnya masa jabatan. Pemberitahuan
DPRD kepada KPUD mengenai berakhirnya masa jabatan Kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Rapat Kordinasi KPUD dengan pelaksanaan
Pemilukada di tingkat PPK dan PPS. Tahapan program
pelaksanaan juga melakukan kegiatan penerimaan
daftar potensi pemilih dari pemerintah daerah.
Penyampaian Daftar Pemilih Sementara (DPS) oleh KPU ke PPS dan PPK. Pemutahiran data pemilih oleh
PPS dan PPDP . Pengesahan dan pengumuman daftar
pemilih sementara. Perbaikan daftar pemilih
sementara berdasarkan informasi dan masukan dari
masyarakat. Koreksi dan Perbaikan DPS melalui
daftar pemilih perbaikan/tambahan di kirim secara elektronik tembusan KPU Provinsi dan KPU Pusat.
Pengesahan jumlah pemilih tetap dan penyerahan
daftar pemilih tetap (DPT) kepada PPS dan KPPS,
petugas pengawas lapangan dan saksi pasangan
calon. Penyampaian kartu pemilih.
Pendaftaran Calon di dalamnya penyerahan dukungan calon perseorangan. Pendaftaran calon
pemilukada, verifikasi calon perseorangan ke PPS,
PPK dan KPUD Pelalawan. 18 November 2010
Pendaftaran pasangan calon selanjutnya
pemeriksaan kesehatan dan administrasi pasangan
calon. Pemberitahuan ke publik hasil penelitian berkas pasangan calon. Perbaikan kelengkapan
persyaratan calon. Verifikasi tambahan dukungan
calon perseorangan dan perbaikan persyaratan. 15
Desember 2010 penetapan dan penentuan nomor urut
pasangancalon pemilukada.
Percetakan dan pendistribusian daftar kertas suara, serta kelengkapan pelaksanaan pemilukada ke PPS
dan TPS. Kampanye juga dijadwalkan januari 2011.
Pemungutan Suara dilaksanakan 16 Februari 2011
meliputi perhitungan suara dan pembuatan berita
acara di TPS. Inilah hari Pemilukada Pelalawan 16
Februari 2011. Sedangkan penyelesaian terkait hasil pemilukada dan gugatan serta penetapan pasangan
terpilih sampai kepelantikan pasangan terpilih dilantik
Mendagri.rtc,ajs

Popularitas Gayus dan SBY

Written By Unknown on Rabu, 12 Januari 2011 | 23.29


Populeritas Gayus melebihi populeritas Presiden SBY, terbukti, Ketua Komisi III DPR Benny K Harman menyeret diri pada kasus gayus, untuk menarik populeritas SBY melalui kasus Gayus ini. Bisa dipahami statemen Beni K Harman tentang curhat BHD kepada dirinya itu sebagai pintu masuk SBY untuk meningkatkan pencitraannya. Keberhasilan politik pencintraan Gayus dikarenakan posisi sentral Gayus sebagai simpul sangat penting dari gurita korupsi pajak di Indonesia.
Penguasa baru (Sumber Google)
Gayus sendiri telah secara gamblang memaparkan siapa saja yang menyuapnya, siapa saja yang disuapnya dan berapa uang yang diperolehnya dan berapa uang pula yang telah diserahkannya. Semakin pentingnnya posisi Gayus ini menyebabkan dia bisa leluasa keluar dari penjara, untuk melancong ke Bali, dan keluar negeri. Semakin pentingnnya simpul yang dipegang Gayus, kasus hukum Gayus menjadi komoditas politik dan pencintraan.
Kasus Gayus ini telah membuka mata kita betapa bobroknya institusi perpajakan negara, liciknya para pengusaha dan rakusnya para penguasa. Karena kebobrorkan itulah, ranah hukum yang menjerat Gayus beralih ke ranah politik. Hasil akhirnya tentu saja, Gayus akan mendapat hukuman ringan dan hanya dia sendiri yang terkena jeratan hukum. Sementara pihak lain, yang menyuap gayus dan yang disuap gayus bisa tertawa lebar.
 Berebut Citra 9Sumber Google)
Sby sangat jelas membaca hasil akhir yang akan diperoleh Gayus ini, sebab itu melalui Ketua Komisi III DPR Benny K Harman, pesan disampaikan. Pesan ini tentu saja dimaksudkan pada dua hal penting.
Pertama, tentu saja dimaksudkan untuk peningkatan politik pencintraan. Melalui issu yang disampaikan Benni, yang jelas-jelas sebagai politisi Demokrat tentu mau tidak mau akan memberi ruang bagi SBY untuk mengambil peran pada isu ini. Ruang ini tentu akan saja akan membangun pencitraan bagi Sby.
Kedua, Issu ini akan memberi ruangan negosiasi politik bagi Sby pada mitra koalisi dan lawan politiknya. Semua orang sudah tahu, bahwa kasus gayus ini melibatkan anggota koalisi dan lawan politiknya. Benni sangat jelas mengungkapakan bahwa komsisi III akan memanggil Gayus ke DPR, ini petanda kuat Sby mulai bermain. Lihat respon anggota Koalisi, Golkar tentu menolak, kita akan lihat partai lain lagi yang menolak. Cukup kuat interpretasi bahwa yang menolak kehadiran Gayus merupakaan indikasi keterliabtan partai tersebut pada gurita pajaknya gayus.
Saya sebenarnya ikut senang, kalau issu gayus ini tetap berada di ranah hukum, dan yang terkena akiba hukumnya bukan hanya Gayus tetapi seluruh gurita yang bersentuhan. Kita tunggu kebenaran itu muncul.

Gerakan Pemilukada Cerdas Hipmawan

Written By Unknown on Selasa, 11 Januari 2011 | 12.32

Oleh : bukharigabriel@yahoo.co.id

menghadapi pemilihan kepala derah kabupaten
pelalawan HIPMAWAN Pekanbaru akan melaksanakan
GERAKAN PEMILUKADA CERDAS pemilih Cerdas menjadi penyadaran, terutama bagi pemilih pemula untuk
menggunakan potensi akalnya secara sadar
memutuskan suatu pilihan. Ini dapat menekan
kegamangan kandidat mana yang pantas dipilih dari
foto mereka bertebaran di seluruh penjuru' Gerakan
pemilih cerdas menjadi pengajaran bagi rakyat agar merdeka dalam berpikir, merdeka memutuskan pilihan.
Tanpa intimidasi, hasutan, tipuan, dan rayuan yang
penuh birahi kekuasaan. Masyarakat perlu terus
diingatkan jangan sampai terjebak dengan rayuan-
rayuan iklan para pemburu kekuasaan dipinggi-pinggir
jalan. Gerakan pemilih cerdas juga sangat penting untuk menekan angka golongan putih (golput). Sebagaimana
diketahui, berdasarkan pengalaman sejumlah pilkada,
jumlah golput diperkirakan sekitar 40-45 persen. Begitu
juga hasil survei sejumlah lembaga penelitian. Bahkan
hasil polling Lembaga Survei Indonesia (LSI) menemukan
ada sekitar 80 persen suara swing voter. Dari jumlah tersebut, sebanyak 35 persen lebih berpotensi golput.
Menggunakan hak untuk memilih jauh lebih mashlahah
untuk mendorong tercipta parlemen dan pemerintahan
yang kuat dan memiliki legitimasi kuat. Dimaklumi
golput adalah hak untuk tidak memilih yang biasanya
muncul dari kalangan pemilih terpelajar yang merasa apatis terhadap parpol atau calon yang diusung parpol.
Di sinilah diperlukan kecerdasan pemilih untuk
menggunakan hak pilihnya agar menutup peluang
kesalahan dalam menentukan juru selamat. “Ibarat mau mencari juru selamat, malah yang dipilih adalah
pencuri”. Golput bukanlah pilihan cerdas. Selain bertentangan nilai-nilai kebangsaan yang menjunjung
tinggi nilai patriotisme dan negarawan, juga membuka
peluang terpilihnya politisi busuk masuk dalam
lingkaran kekuasaan. Jadi, masyarakat mesti menjadi
pemilih cerdas dengan memilih kandidat yang memiliki
kompetensi

Catatan Tambahan
Bagi yang ingin berbagi artikel bisa kirimkan ke hipmawan@gmail.com atau pada Kirim Artikel

Kelalaian Waktu dan Kecendrungan Dalam Berpikir pada masa Study Kuliahan

Written By Unknown on Senin, 10 Januari 2011 | 01.07

Penulis : Riezal Fachrozie
Deskripsi : Tulisan ini direferensikan buat sahabat Hipmawan agar lebih menghargai waktu pada saat duduk dibangku kuliahan
Sumber : Pengalaman Pribadi

Waktu adalah uang didefinisikan oleh para kalangan bisnis dan waktu adalah kesempatan buat kita sebagai pelajar yang bijak dalam menghargai waktu. Ada kalanya peribahasa kata yang tepat digunakan dalam hal ini tentunya Lebih cepat lebih baik namun dalam realitanya banyak kalangan pelajar yang menerapkan sistem yang sangat bertentangan dengan mengabaikan waktu yang terbuang percuma. Misalnya menerapkan system kuliah santai termasuk penulis sendiri dan inilah sebuah kesalahan yang fatal yang berujung penyesalan nantinya. Dan ini pulalah yang menjadi dorongan dalam diri bagi penulis untuk bisa dijadikan pembelajaran untuk kedepan yang lebih baik.

Kuliah tidak hanya berperang menaklukkan ratusan SKS dan melewati semester demi semester untuk mendapatkan gelar tertentu namun kuliah juga menuntut kita berperang menaklukan waktu. Mengatur waktu dalam meraih target jangka pendek yang tepat sasaran untuk jangka panjang yang efesien. Dan biasanya setiap fakultas telah mentarget masa waktu program S1 jangka panjang selama 4 Tahun (3.5 tahun penyelesaian teori dan 6 bulan lagi skripsi). Waktu ini bisa saja lebih cepat dan lebih lama tergantung individu memenej waktu dengan bijak dan biasanya setiap fakultas telah mentargetkan waktu jangka pendek dengan menerapkan kapasitas SKS/semester dengan masa study jangka panjang selama 4 Tahun.

Pada realitanya ada individu yang menyelesaikan masa study slama 3.5 tahun (lebih cepat) dan ada pula yang menyelesaikan masa studinya slama 4 (sesuai target), 5, 6, dan bahkan 7 tahun (jauh dari target). Dan penulis yakin bahwa ini bukan disebabkan oleh kebodohan individu melainkan secara mayoritas adalah kelalaian memenej waktu termasuk disini penulis sendiri. Kelalaian ini tentunya disebabkan oleh banyak hal... Bukan hanya karena menurunnya tingkat antusias pada kampus yang digeluti melainkan juga disebabkan kan oleh kecendrungan pola pikir.

Bicara mengenai antusias terhadap kampus penulis dan beberapa sumber lain menyimpulkan masa kuliah menyenangkan pada saat semester awal hingga semester lima dan untuk semester berikutnya rasa bosan terhadap kampus mulai menerpa dan akan perasaan ini akan membawa individu itu sendiri untuk bermalas-malasan dan berdampak pada kelalaian terhadap waktu sehingga kuliah dinomor duakan dari pola pikir tertentu.

Pola pikir yang memiliki persentase besar adalah kecendrungan seseorang dalam berpikir dan ini slalu berubah-ubah seiring waktu yang berjalan. Tentunya kuliah sangat memakan waktu yang tidak singkat dan pada masa inilah masa2 seseorang dalam mencari jati diri dalam pengembangan individualismenya. Dan pada masa inilah kecendrungan pola pikir slalu berubah-ubah dan sulit untuk sesuaikan. Pola pikir kita dikotak2an dalam persentase besar dan kecil terhadap realita kehidupan yang kita hadapi secara bersamaan dan seiring sejalan dengan waktu pada saat masa study kuliahan. Persentase yang besar dalam pola pikir kita adalah kecendrungan pola pikir individu terhadap sesuatu. Sedangkan persentase kecil dalam pikiran kita sering didefinisikan hal yang tidak begitu penting dan sering terabaikan, dilalaikan, dan mungkin terlupakan. Bahayanya jika kuliah berada pada dasar pemikiran dalam persentase yang kecil dari pola pikir yang lain sehingga kuliah menjadi sosok pemikiran yang terabaikan dan kita lalai dalam hal itu dan kita juga lalai dlam memenej waktu.

Kecendrungan pola pikir ini tentunya berdampak pada waktu yang akan dan sedang kita jalani. Kecendrungan dalam berpikir tentunya banyaknya pemikiran dalm otak kita namun terbagi dalam persentase tertentu. Kecendrungan berpikir akan berorientasi pada diri dan akan berdampak pada pemikiran lain. Dan realitanya manusia hanya mampu cendrung pada satu hal pemikiran seperti kita contohkan disini sebagai variabel pemikiran tentang kaliah , wanita, uang dan lain2. Dan kecendrungan orang berpikir tentunya berada pada persentase besar dalam pemikirannya. Misal realita saat ini secara mayoritas wanita (50%), kuliah (20%), uang (20%), dan lain2 (5%). Tentunya individu cendrung berpikir pada wanita. Baiknya kuliah berada pada tingkat 50% tersebut. Kenapa ? Karena kecendrungan orang berpikir akan berdampak pada tingkah laku dan hasil yang akan dia capai nantinya. Adapula para pakar menyatakan bahwa "kamu akan seperti apa yang kamu pikirkan".

Kelalaian dalam menyelesaikan masa study kuliah bukan hanya disebabkan oleh kebodohan permanen namun kelalaian dalam memenej waktu dan ketidak berdayakan kita dalam memenej pemikiran. Berpikir secara berlebihan juga akan berdampak kerdil terhadap pemikiran yang lain. tidak heran jika ada orang yang pintar yang menyelesaikan masa study kuliah yang lama namun itu bukanlah disebabkan oleh kebodohan melainkan secara garis besar adalah kelalaian dalam memenej waktu dan kecendrungan dalam berpikir terhadap sesuatu.

Penulis hanya berpesan menejlah waktumu sejak dini untuk target jangka tertentu dan untuk jangka yang panjang. Dan kecendrungan dalam berpikir sangat sulit diprediksi dan akan slalu berubah-ubah. Anggaplah ini sebagai pengembangan diri dan tetaplah berpikir positif. Maju terus generasi penerus Pelalawan. Nasib pelalawan ada ditangan kita dengan tuah (ilmu) negeri (Pelalawan) pada generasi (Hipmawan). Dan ingat kemajuan pembangun sebuah negara atau daerah sangat bergantung pada Sumber daya manusia yang dia miliki. Bersama Hipmawan mari kita tingkatkan generasi muda penerus generasi tua disana untuk lebih baik, berilmu, beriman dan bertaqwa paDa Allah SWT. Demi terciptanya pembangunan dengan tuah (ilmu pengetahuan dan wawasan) dan Iman (sebagai penerang ilmu agar ilmu yang kita memiliki tidak membutakan kita yg bisa merugikan orang lain) demi mengharapkan Ridho Allah SWT.

Insiden Penyerangan Mahasiswa Pelalawan dirumah sendiri

Written By Unknown on Jumat, 07 Januari 2011 | 21.54

Pekanbaru (7/01/11) sekelompok pemuda lebih kurang 80 orang melakukan penyerangan membabi buta disebuah kos-kosan Jl. Amalia III marpoyan yang dihuni mahasiswa pelalawan dan terdapat beberapa orang korban pemukulan yang dengan sengaja direncanakan sekelompok orang tersebut.

Dilihat dari kronologis kejadian berawal dari minggu-minggu akhir sebelum kejadian beberapa anak sering melakukan track dengan knalpot kencang persis didepan kos yang dihuni mahasiswa pelalawan tersebut sehingga suaranya sangat mengganggu hal ini diperparah sekelompok orang yang menggunakan knalpot cempreng dengan suara keras sering melakukan track didepan kosan pukul 00:00 malam. Sehingga menyulut emosi beberapa rekan mahasiswa yang merasa terganggu.

Hari berikutnya peristiwa itu terulang dan beberapa rekan mahasiswa turun dan pelaku tracking distop dan diperingati untuk tidak melakukan hal yang mengganggu ketentraman masayarakat mengingat berada dikawasan pemukiman masyarakat apa lagi pada saat jam malam. Namun hal itu justru sekelompok orang yang melakukan track dengan knalpot yang kencang justru berbuat ulah semakain menjadi-jadi dengan sengaja meng-gas-gas knalpot cempreng tersebut dengan sengaja hingga terjadi insiden pelemparan sepatu oleh salah seseorang mahasiswa pelalawan pada pelaku kereta yang memiliki knalpot kencang tersebut.

Sekelompok orang merasa tidak terima atas pelemparan sepatu tersebut sehingga mendatangi kos-kosan yang dihuni mahasiswa pelalawan. Sehingga terjadilah adu mulut sehingga setelah mendapatkan penjelasan dari kedua belah pihak pihak pemuda setempat melakukan perdamaian dengan catatan kedua belah pihak tidak mengulangi kesalahan yang sama. Baik melakukan gas kencang dengan knalpot cempreng didepan kosan baik disengaja ataupun tidak dan melakukan tindakan pelamparan pada pelaku dan juga kedua belah pihak mendapatkan kecaman keras dari pemuda setempat dan akhirnya kedua belah pihak bersepakat dengan damai dan membubarkan diri.

Dan selang beberapa menit, beberapa mahasiswa mulai beraktivitas seperti biasa, nonton dan belajar bagi yang melakukan ujian esok harinya... Tanpa diduga sama sekali sekelompok orang sekitar 8O orang melakukan penyerangan secara membabi buta. Dan memukul beberapa mahasiswa yang kebetulan berada dalam rumah. Mengingat jumlah penyerangan tersebut sangat banyak beberapa mahasiswa hanya bisa pasrah. "kami nggak bisa melakukan perlawanan mengingat jumlah mereka yang melakukan penyerangan cukup banyak, jika kami melawan mungkin kami lebih parah dari sekarang" tutur seorang mahasiswa yang menjadi korban terhadap insiden tersebut.

Beberapa yang menjadi korban pemukulan Syafrie (sekretaris infokom hipmawan), Samsur, Edi B dan Saliman. Mengaku pasrah terhadap insiden yang berlangsung secara tiba-tiba tersebut. Syafri salah satu menjadi korban insiden tersebut mengaku bahwa serangan itu tidak disangka-sangka dan menurut kami ini penyerangan yang direncanakan. Dan kami pikir masalah sepeleh itu udah kelar dengan damai dan tak diperpanjang. sehingga kamipun dari mahasiswa yang merasa semua baik-baik aja tidak menyangka adanya penyerangan balik membabi buta pada kosan kami dan kami yang merasa kaget cuma bisa pasrah hingga datang beberapa orang dari pemuda lain dan RT setempat melerai.

Dan kami sedikit tenang ketika selang waktu yang tidak lama temen mahasiswa Pelalawan lain berdatangan kelokasi kejadian. Sebagai penengah dari insiden tersebut.

keputusan akhir kedua belah pihak melakukan perdamain tertulis antara samsur dan hadi sebagai penyebab insiden itu terjadi. Namun beberapa mahasiswa yang menjadi korban tidak bisa berbuat apa-apa karena pihak yang bersangkutan tlah menyepakati dengan damai dan syafri menuturkan meskipun adanya perjanjian tertulis namun itu hanya antara samsur dan hadi bukan kita yang menjadi korban penyerangan yang direncanakan tersebuat padahal sebelumnya telah disepakati damai secara lisan meskipun belum tertulis. Dan kami bisa saja melaporkan ini secra resmi pada kepolisian dan menutut mereka yang melakukan pemukulan kepada kami yang hanya korban melerai baku hantam tersebut. Kami juga sudah membaca surat perjanian tersebut korban pemukulan tidak dicantumkan. Namun kami sebgai korban dari insiden tersebut masih mempertimbangkan waktu dan dampak baru akibat masalah ini hingga kepolisian mengingat kami juga dalam masa ujian semester.

adapun kerugian yang kami derita atas insiden penyerangan tersebut selain korban pemukulan beberapa mahasiwa yang mencoba melerai juga terdapat satu motor yang rusak diakibatkan insiden tersebut...

Awal Pembentukan Kabupaten Pelalawan

Nama Kabupaten Pelalawan berawal dari nama
sebuah kerajaan Pelalawan yang pusat kerajaannya
berada di pinggir sungai Kampar. Kerajaan ini berdiri
tahun 1726, dan mulai terkenal pada masa
pemerintahan Sultan Syed Abdurrahman Fachrudin
(1811-1822). Raja terakhir kerajaan Pelalawan adalah Tengku Besar Kerajaan Pelalawan yang memerintah
pada tahun 1940 -1945. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999
tentang pembentukan 8 (delapan) Kabupaten/Kota di
Propinsi Riau yang diresmikan oleh Menteri Dalam
Negeri tanggal 12 Oktober 1999 di Jakarta dan
Operasional Pemerintah Daerah tanggal 5 Desember
1999, salah satu di antaranya adalah Kabupaten Pelalawan. Kabupaten ini memiliki luas 13.256,70 Km²
dan pada awal terbentuknya terdiri atas 4
kecamatan, yaitu kecamatan : Langgam, Pangkalan
Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. Dalam perkembangannya, Kabupaten Pelalawan
secara administratif terdiri atas 12 wilayah
kecamatan, yang meliputi 93 pemerintahan Desa dan
12 pemerintahan Kelurahan. 35 desa berada di
pinggiran sungai, 8 desa berbatasan dengan laut, 50
desa berada di kawasan perkebunan, PIR Trans dan pedalaman, 12 desa terdapat di kawasan kota sedang
dan kecil. Hasil Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA)
yang pertama di Kabupaten Pelalawan pada bulan
Februari 2008 menetapkan pasangan H.T Azmun
Jaafar dan Drs H Rustam Efendi sebagai Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Pelalawan periode tahun 2008-2011.

Pentingnya Ilmu Pengetahuan

Pada suatu hari saya menyaksikan pak habibi dalam satu topik yang membahas perbedaan ilmu dan harta dan pentingnya pendidikan untuk masa depan yang gemilang minimal untuk diri sendiri.

Beliau menerangkan betapa pentingnya ilmu untuk masa depan yang lebih baik dan beliau membandingkannya dengan harta sebagai perumpamaan bagaimana jepang membangun jepang dari ilmu pengetahuan dan mengantarkan negara tersebut sebagai negara yang maju..

Dan beliau juga menyampaikan keutamaan kita memiliki ilmu pengetahuan bahwa ilmu yang membedakan kita antar manusia lain didunia seperti Allah membedakan manusia dari manusia lainnya. Dan beliau sampaikan dari pandangan manusia yang membedakan kita itu adalah ilmu pengetahuan dan beliau menegaskan pentingnya pendidikan.

Dan beliau menerangkan ilmu tak pernah susut jika kita bagikan dengan orang lain. Lain halnya dengan harta, ilmu juga akan meningkatkan tingkat sosial dan tolak ukur buat pengembangan diri dan wawasan untuk membangun diri yang lebih baik juga ilmu kunci utama kita dalam meraih mimpi dan harapan yang kita inginkan. Dan orang pintar orang yang berilmu pengetahuan dan berwawasan luas.

Dan beliau juga menggambarkan malaysia maju dengan kebijakan dalam negerinya membangun ilmu pengetahuan dengan mengirim anak bangsanya untuk serap ilmu diluar negeri dan memetik hasilnya kembali untuk bangsanya yang lebih maju.

Beliau juga menyampaikan ilmu juga harus didasari iman karena ilmu pengetahuan tanpa iman akan pincang dan sebaliknya akan lumpuh jadi keduanya harus sejalan sebagai kekuatan dalam diri untuk melihat lebih luas potensi dalam diri kita... Dan iman sebagai sosial control atas penempatan ilmu yang kita miliki agar tidak disalah gunakan dan pastinya ilmu yang bermanfaat buat dirinya dan orang lain.

Dalam hal ini beliau memandang lebih luas dengan menitikkan beratkan pada pentingnya ilmu pengetahuan berbangsa sedangkan penulis menitikkan beratkan pada diri sendiri dan orang lain betapa pentingnya ilmu pengetahuan sebagai tolak ukur dalam meraih kesempatan masa depan yang lebih baik...

Disini juga bisa kita petik sebagai generasi penerus Pelalawan khususnya Hipmawan. Bergegaslah cari ilmu yang nantinya bermanfaat buat diri sendri juga orang lain. Dengan ilmu pengetahuan wawasan kita menjadi luas dan dengan pengetahuan itu pula kita bisa melihat kesempatan lebih luas untuk masa depan yang lebih baik.

Penulis menekankan pendidikan menjadi kunci utama dalam meraih mimpi kita dan akan mengantarkan kita pada kesuksesan yang tentunya juga didasari iman hingga nantinya ilmu yang kita peroleh akan bermanfaat dan ilmu yang kita miliki bukan untuk membodoh2i, korupsi, atau hal yang bisa merugikan banyak pihak...

Penulis juga menyampaikan. Tataplah masa depanmu dengan tersenyum dengan ilmu pengetahuan luas dan seolah-olah sudah bisa melihat masa depannya yang lebih baik dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki tentunya.

tidak ada yang miskin jika Smua orang pintar kenapa ? Karena dengan wawasan yang kita miliki tentunya akan melihat begitu banyak peluang, begitu banyak kesempatan dan seolah-olah kesempatan itu tak pernah habis.

Penulis berpesan pada kaum intelektual muda generasi penerus Pelalawan agar mengutamakan pentingnya pendidikan minimal buat dirimu sendiri untuk wujudkan masa depan yang lebih baik... Jadi belajarlah dan terus belajar carilah wawasan seluas mungkin karena itulah sebagai dasar kunci utama dalam meraih kesuksesan dalam hidup yang lebih baik. Tentunya diusia pembelajaran bisa disiapkan untuk menjadi sosok manusia yang berilmu pengetahuan dlam bidangnya tentunya dan siap hadapi arus zaman dan siap pula menjadi generasi penerus yang handal untuk diri dan Pelalawan yang lebih maju dan berilmu pengetahuan...

Pelalawan Sedari Dulu

Written By Unknown on Kamis, 06 Januari 2011 | 12.00

Wilayah kerajaan Pelalawan yang sekarang menjadi
Kabupaten Pelalawan, berawal dari Kerajaan
Pekantua yang didirikan oleh Maharaja Indera (sekitar
tahun 1380 M). Beliau adalah bekas Orang Besar
Kerajaan Temasik (Singapura) yang mendirikan
kerajaan ini setelah Temasik dikalahkan oleh Majapahit dipenghujung abad XIV. Sedangkan Raja
Temasik terakhir yang bernama Permaisura
(Prameswara) mengundurkan dirinya ke Tanah
Semenanjung, dan mendirikan kerajaan Melaka. Maharaja Indera (1380-1420 M) membangun kerajaan
Pekantua di Sungai Pekantua (anak sungai Kampar,
sekarang termasuk Desa Tolam, Kecamatan
Pelalawan, Kabupaten Pelalawan) pada tempat
bernama “Pematang Tuo” dan kerajaannya dinamakan “Pekantua ”. Selain itu Maharaja Indera membangun candi yang bernama “Candi Hyang ” di Bukit Tuo (lazim juga disebut Bukit Hyang), namun
sekarang lebih dikenal dengan sebutan “Pematang Buluh” atau Pematang Lubuk Emas, sebagai tanda syukurnya dapat mendirikan kerajaan Pekantua.
Raja-raja Pekantua yang pernah memerintah setelah
Maharaja Indera adalah Maharaja Pura (1420-1445 M),
Maharaja Laka (1445-1460 M), Maharaja Sysya
(1460-1460 M). Maharaja Jaya (1480-1505 M).
Pekantua semakin berkembang, dan mulai dikenal sebagai bandar yang banyak menghasilkan barang-
barang perdagangan masa lalu, terutama hasil
hutannya. Berita ini sampai pula ke Melaka yang
sudah berkembang menjadi bandar penting di
perairan Selat Melaka serta menguasai wilayah yang
cukup luas, oleh karena itu Melaka bermaksud menguasai Pekantua, sekaligus mengokohkan
kekuasaannya di Pesisir Timur Sumatera. Maka pada
masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1459-1477
M), dipimpin oleh Sri Nara Diraja, Melaka menyerang
Pekantua, dan Pekantua dapat dikalahkan.
Selanjutnya Sultan Masyur Syah mengangkat Munawar Syah (1505-1511 M) sebagai Raja Pekantua.
Pada upacara penabalan Munawar Syah menjadi raja
Pekantua, diumumkan bahwa Kerajaan Pekantua
berubah nama menjadi “Kerajaan Pekantua Kampar ” dan sejak itu kerajaan Pekantua Kampar sepenuhnya berada dalam naungan Melaka. Pada
masa inilah Islam mulai berkembang di Kerajaan
Pekantua Kampar. Setelah Munawar Syah mangkat, diangkatlah
puteranya Raja Abdullah, menjadi Raja Pekantua
Kampar (1511-1515 M). Di Melaka, Sultan Mansyur
Syah mangkat, digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat
Syah I, kemudian mangkat dan digantikan oleh Sultan
Mahmud Syah I. Pada masalah inilah kerajaan Melaka diserang dan dikalahkan oleh Portugis (1511 M).
Sultan Mahmud Syah I mengundurkan dirinya ke Muar,
kemudian ke Bintan dan sekitar tahun 1526 M sampai
ke Pekantua Kampar. Raja Abdullah (1511-1515 M), raja Pekantua Kampar
yang masih keluarga dekat Sultan Mahmud Syah I,
yang turut membantu melawan Portugis akhirnya
tertangkap dan dibuang ke Gowa. Oleh karena itulah
ketika Sultan Mahmud Syah I sampai di Pekantua
(1526 M) langsung dinobatkan menjadi Raja Pekantua Kampar (1526-1528 M) dan ketika beliau mangkat
diberi gelar “Marhum Kampar ”. Makamnya terletak di Pekantua Kampar dan sudah berkali-kali dipugar
oleh raja-raja Pelalawan. Pemugaran terakhir
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pelalawan,
Propinsi Riau dan pemerintah Negeri Melaka,
Malasysia). Sultan Mahmud Syah I setelah mangkat digantikan
oleh puteranya dari isterinya Tun Fatimah, yang
bernama Raja Ali, bergelar “Sultan Alauddin Riayat Syah II ”. Tak lama kemudian, beliau meninggalkan Pekantua ke Tanah Semananjung, mendirikan negeri
Kuala Johor, beliau dianggap pendiri Kerajaan Johor.
Sebelum meninggalkan Pekanbatu, beliau menunjuk
dan mengangkat Mangkubumi Pekantua (1530-1551
M)), yang bernama Tun Perkasa dengan gelar “Raja Muda Tun Perkasa ”. Tun Hitam (1551-1575 M), Tun Megat (1575-1590 M). Ketika dipimpim oleh Sultan Abdul Jalil Syah (cucu
Sultan Alauddin Riayat Syah II, Raja Pekantua Kampar,
kerajaan Johor telah berkembang pesat. Oleh karena
itu Tun Megat, merasa sudah sepantasnya untuk
mengirim utusan ke Johor untuk meminta salah
seorang keturunan Sultan Alauddin Riayat Syah II kembali ke Pekantua Kampar untuk menjadi rajanya.
Setelah mufakat dengan Orang-orang Besar Pekantua,
maka dikirim utusan ke Johor, terdiri dari: Batin
Muncak Rantau (Orang Besar Nilo dan Napuh), Datuk
patih Jambuano (Orang Besar Delik dan Dayun), dan
Raja Bilang Bungsu (Orang Besar Pesisir Kampar). Sultan Abdul Jalil Syah mengabulkan permintaan Tun
Megat, lalu mengirimkan salah seorang keluarga
dekatnya yang bernama Raja Abdurrahman untuk
menjadi Raja Pekantua. Sekitar tahun 1590 M, Raja
Abdurrahman dinobatkan menjadi raja Pekantua
Kampar dengan gelar “Maharaja Dinda” (1950-1630 M). Terhadap Johor, kedudukannya tetaplah sebagai Raja Muda Johor.
Sebab itu disebut juga “Raja Muda Johor di Pekantua Kampar ”. Tun Megat yang sebelumnya berkedudukan sebagai Raja Muda, oleh Raja
Abdurrahman dikukuhkan menjadi Mangkubumi,
mewarisi jabatan kakeknya Tun Perkasa. Raja Abdurrahman yang bergelar Maharaja Dinda itu
amatlah mencintai laut. Beliau mendirikan tempat
pembuatan kapal layar di Petatal dan Limbungan
(sekarang berada dalam wilayah Sungai Ara,
Kecamatan Bunut. Bandar dagang yang sebelumnya
berpusat di Bandar Nasi, dipindahkan ke Telawa Kandis. Selanjutnya beliau memindahkan pula pusat
kerajaan Pekantua Kampar dari Pekantua (Pematang
Tuo) ke Bandar Tolam (sekarang menjadi Desa Tolam,
Kecamatan Pelalawan). Setelah mangkat, Maharaja Dinda digantikan oleh
Puteranya Maharaja Lela I, yang bergelar Maharaja
Lela Utama (1630-1650 M), Tak lama kemudian beliau
mangkat, dan digantikan oleh puteranya Maharaja
Lela Bangsawan (1650-1675 M), yang selanjutnya
digantikan pula oleh puteranya Maharaja Lela Utama (1675-1686 M). Raja ini selanjutnya digantikan pula
oleh puteranya Maharaja Wangsa Jaya (1686-1691 M).
Pada masa pemerintahannya, Tanjung Negeri banyak
diganggu oleh wabah penyakit yang banyak
membawa korban jia rakyatnya, namun para
pembesar belum mau memindahkan pusat kerajaan karena masih sangat baru. Akhirnya beliau mangkat
dan digantikan oleh puteranya Maharaja Muda Lela
(1691-1720 M), beliau segera memindahkan pusat
kerajaan dari Tanjung Negeri karena dianggap sial
akibat wabah penyakit menular yang menyebabkan
banyaknya rakyat menjadi korban, termasuk ayahandanya sendiri. Namun upaya itu belum
berhasil, karena masing-masing Orang Besar
Kerajaan memberikan pendapat yang berbeda. Pada
masa pemerintahannya juga, perdagangan dengan
Kuantan ditingkatkan melalui Sungai Nilo, setelah
mangkat, beliau digantikan oleh puteranya Maharaja Dinda II (1720-1750 M). pada masa pemerintahannya
diperoleh kesepakatan untuk memindahkan pusat
kerajaan Pekantua Kampar ketempat yang oleh
nenek moyangnya sendiri, yakni “Maharaja Lela Utama” pernah dilalaukan (ditandai, dicadangkan) untuk menjadi pusat kerajaan, yaitu di Sungai Rasau,
salah satu anak Sungai Kampar jauh di hilir Sungai
Nilo. Sekitar tahun 1725 M, dilakukan upacara pemindahan
pusat kerajaan dari Tanjung Negeri ke Sungai Rasau.
Dalam upacara adat kerajaan itulah Maharaja Dinda II
mengumumkan bahwa dengan kepindahan itu, maka
nama kerajaan “PEKANTUA KAMPAR ”, diganti menjadi kerajaan ‘PELALAWAN ”, yang artinya tempat lalau-an atau tempat yang sudah
dicadangkan. Sejak itu, maka nama kerajaan
Pekantua tidak dipakai orang, digantikan dengan
nama Pelalawan saja sampai kerajaan itu berakhir
tahun 1946. Didalam upacara itu pula gelar beliau
yang semua Maharaja Dinda II disempurnakan menjadi Maharaja Dinda Perkasa atau disebut
Maharaja lela Dipati. Setelah beliau mangkat,
digantikan oleh puteranya Maharaja Lela Bungsu
(1750-1775 M), yang membuat kerajaan Pelalawan
semakin berkembang pesar, karena beliau membuka
hubungan perdagangan dengan Indragiri, Jambi melalui sungai Kerumutan, Nilo dan Panduk.
Perdagangan dengan Petapahan (melalui hulu sungai
Rasau, Mempura, Kerinci). Perdangan dengan Kampar
Kanan dan Kampar Kiri (melalui sungai Kampar) dan
beberapa daerah lainnya di pesisir timur Sumatera.
Untuk memudahkan tukar menukar barang dagangan, penduduk membuat gudang yang dibuat
diatas air disebut bangsal rakit (bangsal rakit inilah
yang kemudian berkembang menjadi rumah-rumah
rakit, bahkan raja Pelalawan pun pernah membuat
istana rakit, disamping istana darat). Ramainya perdagangan di kawasan ini antara lain
disebabkan oleh terjadinya kemelut di Johor. Setelah
Sultan Mahmud Syah II (Marhum Mangkat Dijulang)
mangkat akibat dibunuh oleh Megat Sri Rama,
sehingga arus perdagangan beralih ke kawasan
pesisir Sumatera bagian timur dan tengah, terutama di sungai-sungai besar seperti Kampar, Siak, Indragiri,
dan Rokan. Dalam waktu itulah Pelalawan
memanfaatkan bandar-bandar niaga untuk menjadi
pusat perdagangan antar wilayah di pesisir timur dan
tengah Sumatera. Sultan Mahmud Syah II yang mangkat dibunuh oleh
Laksemana Megat Sri Rama tidak berputera, maka
penggantinya diangkat Bendahara Tun Habib menjadi
Raja Johor yang bergelar Sultan Abdul Jalil Riayat
Syah. Tak lama datang Raja Kecil Siak menuntut Tahta
Johor, karena beliau mengaku sebagai putera Sultan Mahmud Syah II dengan istrinya yang bernama Encik
Pong. (Catatan silsilah raja-raja Siak menyebutkan
bahwa ketika Sultan Mahmud Syah II mangkat, Raja
Kecil masih dalam kandungan bundanya, yang
sengaja diungsikan keluar dari Johor. Dalam pelarian
itulah beliau lahir, kemudian dibawa ke Jambi dan dibawa ke Pagarruyung. Disanalah beliau dididik dan
dibesarkan, sampai beliau turun kembali ke Johor
melalui Sungai Siak untuk mengambil tahta Johor yang
sudah diduduki oleh Sultan Abdul Jalil Riayat Syah itu.
Mengenai Raja Kecil ini terdapat berbagai versi, ada
yang mengakuinya sebagai putera Sultan Mahmud dan ada yang menolaknya. Tetapi para pencatat
sejarah dan silsilah dikerajaan Siak dan Pelalawan
tetap mengakui bahwa beliau adalah putera Sultan
Mahmud Syah II. Raja kecil menduduki tahta Johor bergelar Sultan
Abdul Jalil Rahmad Syah. Tetapi kemudian terjadi pula
pertikaian dengan iparnya, Raja Sulaiman, putera
Sultan Abdul Jalil Riayat Syah. Pertikaian itu terus
berlanjut dengan peperangan berkepanjangan. Raja
Sulaiman akhirnya berhasil menduduki tahta Johor, dan bergelar Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah
dengan bantuan lima orang putera bangsawan Bugis
(1722-1760). Sedangkan Raja Kecil yang menduduki
tahta Johor sebelumnya (1717-1722 M)
mengundurkan dirinya ke Siak, kemudian membuat
negeri di Buatan. Inilah awal berdirinya kerajaan Siak Sri Indrapura. Raja Kecil memerintah Siak 1722-1746
M). Berlangsungnya kerusukan di Johor itu menyebabkan
Pelalawan melepaskan dirinya dari ikatan Johor,
apalagi berita yang sampai ke Pelalawan
mengatakan, yang memerintah di Kerajaan Johor
sekarang bukan lagi keturunan Sultan Alaudin Riayat
Syah, yang dulunya menjadi raja Pekantua Kampar. Pada masa Sultan Syarif Ali berkuasa di Siak
(1784-1811 M), beliau menuntut agar Kerajaan
Pelalawan mengakui Kerajaan Siak sebagai yang
“Dipertuan”, karena beliau adalah pewaris Raja Kecil, putera Sultan Mahmud Syah II Johor. Pelalawan
yang diperintah Maharaja Lela menolaknya. Maka
pada tahun 1797 dan 1798, kerajaan Siak menyerang
kerajaan Pelalawan. Serangan pertama yang dipimpin
oleh Said Syahabuddin dapat dipatahkan kerajaan
Pelalawan, namun serangan berikutnya yang dipimpin oleh Said Abdurrahman, adik Sultan Syarif Ali
dapat menaklukan kerajaan Pelalawan. Sultan Said
Abdurrahman melakukan ikatan persaudaraan yang
disebut “Begito” (pengakuan bersaudara dunia akhirat) dengan Maharaja Lela II, raja Pelalawan yang
dikalahkannya, karena merasa sama-sama
keturunan Johor, kemudian mengangkatnya menjadi
Orang Besar Kerajaan Pelalawan dengan gelar Datuk
Engku Raja Lela Putera. Said Abdurrahman kemudian
dinobatkan menjadi Raja Pelalawan dengan gelar Syarif Abdurrahman Fakhruddin (1798-1822 M). Sejak
itu kerajaan Pelalawan diperintah oleh raja-raja
keturunan Said Abdurrahman, saudara kandung
Syarif Ali, Sultan Siak, sampai kepada raja Pelalawan
terakhir, raja-raja itu adalah:
1. Syarif Abdurrahman (1798 – 1822 M)
2. Syarif Hasyim (1822 – 1828 M)
3. Syarif Ismail (1828 – 1844 M)
4. Syarif Hamid (1844 – 1866 M)
5. Syarif Ja ’afar (1866 – 1872 M)
6. Syarif Abubakar (1872 – 1886 M)
7. Tengku Sontol Said Ali (1886 – 1892 M)
8. Syarif Hasyim II (1892 – 1930 M)
9. Tengku Said Osman (Pemangku Sultan) (1892 – 1930 M)
10. Syarif Harun (Tengku Said Harun) (1941 – 1946 M)

Tuah Negeri Pada Generasi

DALAM hiruk-pikuk perselisihan inter dan
antargenerasi untuk membela berbagai kepentingan,
disadari atau tidak, para pendidik sering
menomorduakan persoalan alih generasi. Alih
generasi memang pasti terjadi, direncanakan atau
tidak. Tetapi tentu dengan kualitas yang berbeda. Jelas, yang dituju adalah alih generasi yang positif dan
berkesinambungan berdasarkan kerukunan generasi,
bukan yang dipaksakan dan penuh masalah karena
dilandasi oleh konflik generasi. Akan teta-pi, alih
generasi yang positif tidak dapat terwujud tanpa
usaha yang sesuai. Padahal kita tidak boleh gagal karena alih generasi berkaitan langsung dengan
eksistensi bangsa. Di sinilah para pendidik diimbau untuk berperan.
Dalam dua hal alih generasi kali ini harus mendapat
prioritas melebihi dari yang sudah-sudah. Pertama,
kita sedang berada dalam satu situasi pergolakan
nasional yang muskil, yakni karena situasi itu adalah
situasi konflik generasi. Kedua, kita berada di awal era kesejagatan yang merupakan masalah baru di
dalam sektor pendidikan; masalah, yang di dalam 25
tahun mendatang akan menjadi ujian berat bagi
ketahanan bangsa ini; apakah kita dapat tumbuh lebih
handal ataukah kita hanya menjadi bangsa marginal. Kedua situasi tersebut melibatkan generasi muda,
dan kedua-duanya sangat berpengaruh terhadap
kualitas bangsa. Pada tingkat nasional, seharusnya
generasi tua menyibukkan diri menyiapkan generasi
muda, memberikan yang terbaik kepada mereka
sebagai bekal di masa depan. Di lain pihak, generasi muda seharusnya banyak belajar dan mengambil
hikmah dari pengalaman, kearifan, bahkan kesalahan
yang telah dilakukan oleh generasi lama, untuk
dijadikan pelajaran mengelola masa depan.
Seharusnya kedua generasi bahu-membahu
menciptakan sejarah masa depan yang gemilang. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka
bertikai. Pendidikan generasi muda akhirnya telantar. Pada tingkat global, generasi muda menghadapi
situasi yang lebih muskil. Dalam alih generasi kali ini,
generasi muda akan langsung dihadang oleh arus
kesejagatan dengan peraturan permainan yang
sampai sekarang belum lagi terjamah oleh sektor
pendidikan. Sampai hari ini, pendidikan masih terlalu terikat oleh belenggu masa lalu, sehingga
kemampuan untuk mengantar remaja dan generasi
muda ke masa depan, tidak tampak. Ketiadaan
persiapan yang adekuat menyebabkan generasi
muda kekurangan kemampuan untuk bersaing di
dunia luas yang hiperkompetitif. Menghadapi tantangan masa depan, para pendidik sendiri pun
sudah kehilangan pegangan. Apabila mereka sendiri,
di dalam menghadapi arus globalisasi, sekarang saja
sudah terasing, sejauh mana kita masih bisa berharap
bahwa mereka dapat turut membangun masa depan? Alih generasi melibatkan dua generasi, dan tidak satu
di antaranya yang dapat mengklaim sebagai
kekuatan penentu. Generasi tua tidak dapat terus
berjalan sendiri, mereka akan berlalu. Generasi muda
juga tidak dapat berjalan sendiri, mereka
membutuhkan masa lampau dan sekarang, untuk membangun masa depan. Karena itu, konflik generasi
selalu berakibat fatal terhadap kehidupan bangsa.
Padahal, alih generasilah yang mencerminkan
kesinambungan generasi. Lebih dari sekadar
kesinambungan, ia berkaitan langsung dengan
survival dan eksistensi bangsa. Adakah lagi peristiwa lain yang begitu langsung menentukan keadaan ini,
selain alih generasi? Kalau ini adalah hal yang begitu
penting, apakah yang telah kita rintis di dalam
pendidikan generasi? Sudahkah dirumuskan visi
kependidikan kita bersama, ke mana bangsa ini akan
pergi 20, 30, 50 tahun mendatang? Apakah strategi kita untuk memastikannya? Tidak jelas. Lalu, apa hak kita untuk berpretensi menyiapkan
mereka menghadapi hari depan yang gemah ripah
loh jinawi, kalau apa yang menyita kehidupan kita
sekarang adalah perjuangan melawan tirani
kekurangpedulian kita sendiri di masa lalu? Sebagai
pendidik, kita memang telah turut menulis sejarah sampai hari ini, tetapi bukan sejarah kegemilangan.
Bukan sejarah yang membuat anak cucu kita
berbangga menjadi bangsa Indonesia. Bukan sejarah
yang mengilhami mereka untuk membela negara ini.
Bukan sejarah yang memotivasi mereka untuk
bergairah melanjutkan penulisan sejarah. Walaupun begitu, generasi yang sudah telanjur belajar tidak
peduli-dengan pendidikan yang tepat guna-dapat
belajar bukan hanya membuang ketelanjuran
tersebut, tetapi sekaligus belajar membangun dan
menebalkan kepedulian berbangsa. Masalahnya
sekarang, di mana pendidikan yang tepat guna itu? *** PENDIDIKAN yang tepat guna, yang benar-benar tepat
guna, belum terwujud. Pendidikan yang lebih
mementingkan rutinitas, stabilitas, dan konformitas,
bukan pendidikan yang tepat guna. Pendidikan yang
berubah fungsi menjadi alat politik, dapat berguna
bagi kepentingan politik, tetapi masih sangat diragukan kegunaannya bagi kepentingan generasi
muda. Karenanya, pendidikan itu pun bukan
pendidikan tepat guna. Program yang bersistem dan
yang teratur, yang memudahkan para pendidik untuk
menerapkannya, belum dapat dikatakan pendidikan
yang tepat guna. Kegunaan pendidikan di mata pendidik tidak lantas menjadikan pendidikan tepat
guna. Selagi tidak berguna di mata anak didik,
pendidikan tetap tidak tepat dan tetap tidak berguna.
Ketepatgunaan sebuah pendidikan hanya dapat
ditentukan dari kepentingan anak didik. Karena
kepentingan anak didik adalah di masa depan, maka tidak ada pendidikan yang tepat guna apabila ia gagal
menghasilkan blueprint masa depan. Namun, sebaiknya sekarang kita belajar dari
pengalaman (baca: kesalahan) masa lalu, bahwa
belum cukup apabila kita mampu membuat blueprint
saja. Sudah berapa banyak perubahan atas nama
pembaruan, yang kita telah intervensikan di masa lalu
di dalam sektor pendidikan. Begitu banyak, sehingga sebenarnya bukanlah pendidikan kita tidak pernah
berubah, tetapi sudah terlalu banyak berubah. Kita
bergerak dari blueprint yang satu ke blueprint yang
lain, tanpa masa uji dan alasan yang jelas. Atau
pakailah istilah sekarang: pendidikan kita sudah over
reformed! Tetapi begitu pun, dampaknya belum lagi terasa, karena bukan hanya blueprint yang
menentukan. Seringkali memang desain perubahan
sudah salah sejak semula. Akan tetapi walaupun ada
yang betul, kelemahannya ialah karena blueprint
yang dihasilkan tidak didukung oleh budaya dan
kondisi yang kondusif. Ini berarti bahwa bersama dengan lahirnya blueprint pembaruan, perlu juga
diciptakan budaya kependidikan yang kompatibel,
dan kondisi lingkungan yang mendukung. Budaya apa yang kita miliki sekarang yang dapat
dianggap kompatibel dengan aspirasi pendidikan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa? Apakah
ukuran kecerdasan kehidupan bangsa sama saja di
dalam budaya yang feodal dengan di dalam budaya
demokratis? Jelas tidak. Kalau begitu problematik pendidikan menjadi lebih berat untuk menanamkan
benih berbangsa demokratis di dalam persemaian
budaya feodal. Apakah kondisi keharmonian hidup
antargenerasi berakibat sama dengan kondisi
perpecahan generasi? Jelas tidak. Karena itu, semakin
sukar lagi tugas pendidikan untuk mendidikkan semangat persatuan dan kesatuan di dalam alam
perpecahan. Sektor pendidikan di dalam banyak hal
tidak berdaya menjinakkan, menetralkan, apalagi
melawan dampak kehidupan yang diwarnai dengan
berbagai manifestasi yang negatif, yang pada
dasarnya antipendidikan. Namun, kekuatan dampak kondisi yang tidak
mendidik itu, di dalam realitas seringkali seperti
menghilangkan dampak pendidikan, sehingga kita
dapat bertanya apakah memang sudah seharusnya
begitu. Kalau benar sudah seharusnya demikian,
maka bagaimanapun usaha para pendidik, mereka akan tetap fight the loosing battle; sudah kalah
sebelum berjuang. Kalau benar begitu, maka
sepanjang hayat, pendidikan tidak pernah berguna!
Ataukah fenomen ketidakberdayaan pendidikan
disebabkan karena para pendidik sendiri belum tiba
pada kesadaran, apalagi pada keyakinan, bahwa setiap usaha pendidikan dengan desain yang benar,
dengan budaya yang benar, dengan kondisi yang
benar, dengan pengelolaan yang benar, dan dengan
implementasi yang benar, melahirkan dampak yang
benar. Dampak yang kuat, mengalahkan dampak-
dampak negatif yang tidak diinginkan. Ini sebuah tantangan besar, dan sektor pendidikan harus
menghadapinya. *** ALIH generasi yang kali ini sedang terjadi berlangsung
di dalam kondisi yang tidak benar, yakni di dalam
kondisi tercabarnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Di dalam keadaan demikian, maka justru sektor
pendidikanlah yang harus tampil ke depan dengan
desain yang kuat, untuk menjamin tetap tumbuhnya rasa kesatuan, rasa persatuan, tekad keindonesiaan,
di dalam dada setiap anggota generasi muda. Sebab
apabila tidak, dari mana lagi kita harapkan kekuatan
pembinaan yang positif; bahkan mungkin kita dapat
selanjutnya bertanya, apakah masih perlu kita
berbicara mengenai alih generasi. Alih generasi kali ini juga menghadapi kondisi lain,
yang belum pernah dihadapi di masa lalu, yakni
kondisi hidup kesejagatan yang ditandai oleh
persaingan terbuka antara bangsa-bangsa. Generasi
muda sekarang inilah yang akan beralih dari kondisi
nasional yang tidak mantap ke kondisi global yang hiperkompetitif. Sekali lagi, harapan eksistensi bangsa
kita gantungkan pada sektor pendidikan. Sampai di
mana kesiapan kita? Sektor mana lagi yang dapat memberdayakan
generasi muda sehingga mereka siap untuk
bertarung, dan siap untuk membawa bangsa ini
sebagai bangsa yang terhormat, dan bukannya
bangsa yang tersisihkan, kalau bukan sektor
pendidikan? Pemberdayaan tersebut, untuk dapat menjadi tepat guna, perlu memahami problematik
masa depan. Pemberdayaan tersebut bukan reaktif,
tetapi antisipatif. Akan tetapi, sejauh manakah desain
pendidikan kita sekarang adalah pendidikan masa
depan yang antisipatif dan yang kompetitif? Melihat
pada desain yang ada, kita belum dapat menyimpulkan bahwa pendidikan kita sudah siap
mengantar generasi muda sebaik-baiknya kepada
kehidupan yang menanti (mungkin menghadang)
mereka. Setelah lebih dari setengah abad, dari tahun ke tahun
kita hanya mampu menginventarisasi kegagalan
pendidikan. Tidak banyak orang yang suka
menerimanya dengan lapang dada, terutama yang
berada di dalam jajaran pengelolaan. Namun,
sungguh sukar menunjuk pada sebuah prestasi maha besar, maha signifikan, yang dapat dipandang
sebagai tonggak sejarah kebangkitan pendidikan di
negara ini. Kita terpaksa bertanya lagi; begitu
sukarkah mendesain pendidikan yang begitu
diperlukan oleh bangsa ini umumnya, generasi muda
khususnya? Begitu tipiskah kepekaan dan kemauan politik kita untuk membuktikan bahwa pendidikan
adalah tiang utama di dalam pencerdasan kehidupan
bangsa ini? Kalau bukan karena semua itu, apakah
biang keladinya? Melihat dari kecenderungan perjalanan pendidikan
nasional sejak kemerdekaan sampai hari ini, kondisi
kependidikan negara ini masih juga akan jalan
terseok-seok dari generasi demi generasi, mungkin
50 tahun lagi, mungkin lebih, kecuali apabila
sekarang, bukan besok, kita berani dan bertekad mengambil sebuah keputusan yang lebih mendasar;
mengadakan perombakan sektor pendidikan secara
menyeluruh, dan menjauhkan diri dari pola
perombakan parsial. Bangsa ini tidak dapat dibangun
melalui proyek-proyek semata-mata. Sudah terbukti
bahwa pada akhirnya yang dicapai hanya keindahan secara kosmetik. Jadi, kalau kita mempunyai
determinasi itu, dari manakah sekarang pembaruan
itu kita mulai? Pembaruan harus kita mulai dari diri
sendiri. Mungkin itu biang keladinya.

Oleh Winarno Surakhmad

Mengenal Budaya Pelalawan

Written By Unknown on Rabu, 05 Januari 2011 | 10.20

Kebesaran Kebudayaan Pelalawan

Pelalawan adalah salah satu daerah yang memiliki jejak sejarah kebudayaan Melayu yang cukup besar. Jejak kebudayaan ini ditinggalkan oleh kerajaan besar
yang pernah menguasai wilayah ini, yaitu Kerajaan Pelalawan yang dahulu berpusat di pinggiran sungai Kampar. Kerajaan Pelalawan merupakan pewaris dari Kerajaan Kampar. Dari nama Kerajaan Pelalawan inilah konon nama Kabupaten Pelalawan diambil. Kerajaan Pelalawan berdiri tahun 1725 dan mulai terkenal pada masa pemerintahan Sultan Syed Abdurrahmman yang bergelar Assyaidis Syarif Abdurrahman Fachrudin yang memerintah pada tahun 1811–1822. Kerajaan Pelalawan terakhir diperintah oleh seorang penguasa yang bernama Tengku Said Haroen yang bergelar Assyaidis Syarif Haroen bin Hasyim Fachrudin Tengku Besar Kerajaan Pelalawan, yang memerintah pada tahun 1940 –1945. Pada saat kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 20 Oktober 1945, Tengku Said Haroen bersama orang-orang besar kerajaan Pelalawan menyampaikan pernyataan taat setia dan bersatu dalam negara Republik Indonesia. Tengku Said Haroen
sendiri akhirnya mangkat pada tanggal 21 November tahun 1959 di istananya di Pelalawan. Atas Jasa- jasanya kepada bangsa dan negaranya, melalui Musyawarah Orang-orang Besar Kerajaan, beliau dianugerahi gelar Marhum Setia Negara. Rakyat kerajaan Pelalawan waktu itu konon adalah orang-orang Melayu yang terbagi dalam dua wilayah adat, yaitu masyarakat Adat Melayu Pesisir dan Masyarakat Adat Melayu Petalangan. Masyarakat inilah yang saat ini mayoritas menjadi penduduk Kabupaten Pelalawan. Namun, seiring dengan perkembangan daerah ini, penduduk Pelalawan saat ini sudah sangat beragam. Ada yang berasal dari Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Jawa dan lain- lain. Menurut situs resmi Kabupaten Pelalawan, jumlah penduduk pada saat ini lebih kurang mencapai 208.373 jiwa (http://www.pelalawankab.go.id/). Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu Kabupaten yang baru dimekarkan di wilayah Propinsi Riau pada tanggal 12 Oktober 1999. Sebelumnya, Kabupaten Pelalawan menjadi satu dengan Kabupaten Kampar. Saat ini, Kabupaten Pelalawan memiliki luas wilayah lebih kurang 12.490,42 km² yang meliputi dua belas kecamatan, yakni Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan Langgam, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Bunut, Kecamatan Ukui, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kecamatan Kerumutan, Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Kuala Kampar Kecamatan Bandar Sikijang, dan Kecamatan Bandar Petalangan. Dengan wilayah yang begitu luas, Pelalawan memiliki kekayaan budaya maupun alam yang melimpah, mulai dari istilah, permainan rakyat, peralatan tradisional, tumbuhan, hingga hewan. Kekayaan tersebut hingga kini masih cukup terjaga dan dikelola oleh pemerintah kabupaten dan bekerjasama dengan dinas pariwisata. Salah satu daerah yang masih terjaga adalah taman suaka marga satwa Kerumutan.
Taman ini terletak di Desa Kerumutan. Taman Kerumutan ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari Pangkalan Kerinci selama lebih kurang 2 jam perjalanan atau 2 jam dari Pekanbaru. Taman ini berupa hutan dengan luas ± 93.222.20 Ha. Di dalamnya tumbuh dan hidup aneka macam pepohonan dan hewan yang dilindungi. Di antaranya Meranti (Shorea sp), Punak (Tetrameriota Glabra mig), Perupuk (Solena permum javanicum), Nipah (Nypa fructicons), Rengas (Gluta rengas), dan Pandan (Pandanus sp). Adapun hewan-hewan yang hidup di sana antara lain Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatraensis), Harimau Dahan (Neovoles nebulosa), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Enggang (Buceros rhinoceros), Monyet (Mocacafa scicularis), Kuntul Putih (Egretta intermedia), Ikan Arwana (Slhleropoges formasus), Owa (Hylobutes moloch), dan Itik Liar (Cairina scutulata). Selain kekayaan hutan, Pelalawan juga kaya dengan hasil adat dan kesenian. Hal ini dapat terlihat dengan masih adanya pemberian gelar pembesar maupun penobatan-penobatan lain yang merupakan warisan dari seremoni yang dilaksanakan oleh sultan-sultan terdahulu. Berbagai aktivitas kesenian juga tumbuh dan tetap dilestarikan di kalangan masyarakat, seperti seni sastra (nyanyian panjang, pantun, bidal, dan menumbai), seni musik (gambus, kompang, gendang, nafiri, ketobang, dan gambang), dan seni tari (zapin, joget, bagendong, belian, badewo, dan silat
Payung). Terdapat juga seni kerajinan seperti anyaman pandan, daun kopau, bambu, pertukangan kayu, dan sulaman. Yusuf Efendi

Pelajar Kreatif penuh Insfiratif

Ayo Belajar mengejar mimpi dan raih cita2 mu
setinggi mungkin sesuai harapan dan cita mu
bersama Google sehat.... Kemajuan tekhnologi imformasi saat ini semakin
memudahkan kita mencari tahu apa yang ingin kita
ketahui. Bagaimana penulis menerangkan bagaimana
cara bersahabat dengan tekhnologi sebagai guru
private kita untuk belajar agar power full. Disini
penulis merekomendasikan www.google.com sebagai sahabat sekaligus guru private kita tuk
mengejar mimpi dan harapan kita... Penulis akan menerangkan sedikit tentang situs
pencarian yang terkenal didunia www.google.com
sebagai media informasi terluas. Nah dengan bantuan
www.google.com ini imformasi yang kita butuhkan
bisa kita dapatkan dengan segera dari berbagai
narasumber. kemudahan tekhnologi saat inipun bervariasi dan www.google.com pun saat ini juga
bisa diakses melalui handphone genggam. Jadi gak
ada alasan buat malas2n dan tidak tahu terhadap
sesuatu yang ingin diketahui.... Nah sebagai pelajar yang sedang berjuang meraih
mimpi tentunya mempunyai segudang pertanyaan
yang harus dipecahkan. Dan setiap orang pasti
mempunyai rasa penasaran yang menimbulkan
pertanyaan dalam diri yang mendorong kita ingin
tahu akan sesuatu hal... Maka disinilah penulis merekomendasikan www.google.com sebagai
sahabat belajar sobat dan menjawab rasa penasaran
dalam diri. Jika masih bingung penulis akan memberikan contoh
sederhana bagaimana media imformasi menjadi
sahabat baik dlam belajar tuk lebih aktif.. Semisal
sobat mengembangkan hobby dan ketertarikan
tertentu atau dalam belajar misalnya. sobat tertarik
pada bisnis maka sobat bisa memperdalam wawasannya dengan memanfaatkan
www.google.com SEO... Dalam mencari informasi dari
ruang lingkup bisniS, apapun itu yang ingin diketahui
www.google.com bisa dijadikan media consultant
terbaik. sebagai perumpamaan penulis bukanlah seorang
Pelajar Tekhnologi Information (TI) yang tertarik pada
dunia blogger dan ilmu design. dengan rasa
penasaran dan rasa keinginan tahuan akan ini penulis
mencoba mencari dan belajar meskipun tanpa
background IT sekalipun. Bagaimana mana penulis memahami bahasa pemrograman, ilmu design dan
sgala sesuatunya tentang blogger. Dan yang berperan
adalah www.google.com dan penulis slalu
mendapatkan informasi apapun yang penulis inginkan
dengan menjadikan www.google.com sebagai
sahabat belajar. Juga baik dalam hal lain, bisnis, politik, dan lain2 Silahkan buka www.google.com dan tulis hal yang
ingin sobat ketahui. Dan penulis dalam hal ini
merekomendasikan www.google.com sebagai
sahabat belajar dalam arti positif dan belajar tuk lebih
aktif....

Manajeman Informasi dan Strukturisasi Organisasi Pelajar dan Mahasiswa Pelalawan...

Written By Unknown on Minggu, 02 Januari 2011 | 11.32

Bisakah Ilmu Manajemen Organisasi diterapkan pada organisasi yang berorientasi sosial ditubuh IKMPI dan HIPMAWAN... ? jika kita berpikir IKMPI dan HIPMAWAN organisasi yang kerdil itu salah... Ada dua sudut pandang yang bisa diketegorikan IKMPI dan Hipmawan itu besar dan justru sebaliknya IKMPI dan Hipmawan itu kecil... Bagi orang mengetahui Hipmawan dan IKMPI organisasi pelajar ini sangat besar.. Memiliki ribuan anggota yang tersebar dibeberapa provinsi di Indonesia. Justru dikatakan kecil dan sangat disayangkan IKMPI tidak memiliki manajemen yang baik untuk mensinkronisasikan secara keseluruhan sehingga tiap elemen berjalan dengan manajemen dan kebijakan sendiri. Tidak adanya singkronisasi satu sama lain dan lemahnya manajemen strukturisasi ditubuh IKMPI dan tidak adanya kebijakan intern organisasi sehingga tiap elemen berjalan sendiri2 dengan nama sendiri, tekat sendiri tanpa adanya sosial control dari IKMPI dan manajemen yang diterapkan untuk mengikat satu sama lain menjadi satu kesatuan....

Sebenarnya untuk menerapkan manajemen ditubuh IKMPI tidak sulit dan bisa diterapkan jika mereka mau sedikit berpikir untuk lebih baik... Jika keadaan seperti ini dibiarkan organisasi yang kita cintai ini tidak akan pernah menjadi besar dan terus akan berjalan ditempat dari generasi ke generasi...
apapun organisasinya baik berorienntasi sosial maupun bisnis dll tanpa adanya manajemen organisasi tidak akan pernah berkembang menjadi besar... Majunya sebuah organisasi sangat bergantung pada manajemen yang tepat dan titik akurasi yang benar... Sayangnya saat ini IKMPI berjalan tanpa Manajemen, tanpa kebijakan, dan tanpa titik akurasi yang ditargetkan... Kenapa ? Lihat saja realitanya IKMPI saat ini. kepala keluarga organisasi pelajar yang bisa dikatakan lumpuh dan tidak tahu harus berbuat apa terhadap anak2nya...

jika Organisasi Pelajar dan Mahasiswa Pelalawan ini Bubar atau terpecah karena tidak bisa mengontrol rasa egois Hipmawan dan dibiarkan bergerak secara golongan. Maka yang paling bertanggung jawab adalah IKMPI. Jika ada perpecahan atau pelebaran organisasi ditubuh keorganisasian. Maka yang disalahkan adalah IKMPI...

Disini Hipmawan berharap Untuk IKMPI kongres selanjutnya agar bisa menerapkan Manajemen Strukturisasi yang benar ditubuh IKMPI dan membangun social control yang lebih aktif dan menerapkan Duta Transformasi social dan pendataan yang akurat dan merangkul secara keseluruhan baik senior dan junior dalam ikatan keluarga yang besar dan terus besar...

Apa yang harus dibenahi di IKMPI ?
Menerapkan Manajemen Strukturisasi dengan benar
IKMPI sebagai induk organisasi yang mewadahi seluruh organisasi pelajar dan mahasiswa pelalawan mampu menjadi agen of change dan social control dengan membangun kebijakan intern oraganisasi baik penerapan organisasi dalam satu wadah nama besar untuk mengikat tiap elemen dan mencegah pelebaran organisasi baik ditimbulkan manajemen konflik (polemik Hipmawan Pekanbaru) baik disebabkan ego pelebaran organisasi disebabkan oleh golongan tertentu. manajemen strukturisasi ini bisa diterapkan seperti ini IKMPI (Puncak Organisasi) >> Hipmawan (Midle Organisasi) untuk seluruh organisasi pelajar dan mahasiswa pelalawan yang tersebar diseluruh Indonesia >> Anggota seluruh kaum pelajar dan mahasiswan diseluruh indonesia.... Artinya Hipmawan dan IKMPI menjadi nama besar organisasi yang dilisensikan pada pemerintah sehingga menutup kemungkinan oraganisasi baru lahir dikalangan pelajar dan mahasiswa pelalawan.

Menerapkan Manajemen Transformasi antar tiap eleman
IKMPI membentuk sebauh manajemen transformasi dengan menerapkan duta di tiap elemen organisasi dan dalam hal ini bisa diwakilkan pada infokom ditiap elemen. Demi menjalin komunikasi dan pendataan yang lebih akurat...

Program Social skala nasional yang melibatkan secara keseluruhan
IKMPI membangun program yang bertujuan melibatkan secara keseluruhan baik senior maupun junior yang bisa meningkatkan nilai dan loyalitas dalam kebersamaan. Dan rangkul kembali smua senior yang terdata dan libatkan dalam satu pertemuan tuk saling mengenal... Dalam satu program reunian akbar misalnya...

Identitas Organisasi
Akan lebih baik lagi organisasi pelajar dan mahasiswa pelalawan yang memiliki identitas yang dibubuhkan pada sebuah kartu identitas resmi seumur hidup artinya sekali Hipmawan tetap Hipmawan... Kartu identitas yang berlaku slamanya dan sebagai tanda yang membedakan kita dengan yang lain...

Nah disinilah letak marwah dan martabat organisasi dimata publik, pemerintah maupun swasta... Dan inilah langkah akar Ikatan Keluarga Besar Hipmawan terjalin dengan pola manajemen yang baik dan berkelanjutan...

Jangan sesekali bilang "mantan Guru"

Written By Unknown on Sabtu, 01 Januari 2011 | 12.38

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang mengajarkan kita akan hal2 yang baru. Wawasan yang baru, dan mengubah kita sosok pribadi yang baru... Pernah kita sebut Guru sebagai Mantan Guru saat sesorang bertanya dan kita menjawab "owh, itu mantan Guru SD aku dulu" . jika pernah tarik ucapamu dan minta maaflah. Guru lamanya tetap guru dan tak pernah sebagai Mantan Guru. Satu hal yang aku sesali dan tetap terngiang ditelingaku bahwa penulis pernah mengalami hal tersebut dan menyesali sampai saat ini tanpa sengaja berkata diluar pengetahuanku menyebut Guruku sebagai mentan Guruku pas dihadapannya dan beliau hanya tersenyum dan itu semua diluar pengetahuanku makna seorang guru...
Sesal inilah yang mendorong penulis tuk berbagi kesalahan yang tak semestinya terjadi dan mengajak sahabat tuk tidak sesekali mengatakan mantan Guruku pada guru2 yang pernah mengajar kita sebelumnya meski kita sudah mahasiswa, meski kita jadi pengacara, meski kita jadi pengusaha kaya, meski kita jadi mentri pendidikan sekalipun. Guru adalah guru dengan jasanya tiada tara, meski tanpa balas jasa. Sebagai penunjuk arah meraih cita...
Terima kasih guru...
Engkau laksana bulan menerangi malam
Engkau laksana matahari yang bersinar menyinari bumi
engkau pelita penerang dalam kegelapan
Engkau laksana bintang hiasi dunia

terima kasih Guru
gelapku kini tlah jadi terang
Dihiasi wawasan ilmu pengetahuan
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Terima kasih atas jasa yang engkau berikan

Engkaulah pelita hati menuju kebaikan
Tutur kata nasehat yang engkau sampaikan
Engkaulah Pelita sejuta harapan
Ciptakan pola pikir tuk raih masa depan...

Terima kasih Guru
Engkaulah sosok manusia yang berjasa
Manusia yang tak kenal lelah
Pahlawan hingga akhir masa...

Lihatlah guru,
Saya, dia dan kami smua
Hipmawan....
Himpunan pelajar dan mahasiswa Pelalawan
Semua adalah berkat jasa2mu
kami berhimpun....
Inilah pelajar2mu, inilah para mahasiswamu
Kaum intelektual yang tak pernah lupa akan jasa2mu.

Terima kasih guru
Jasa2mu tak akan pernah pupus
Ditelan waktu dan arus zaman
arus tsunami atau badai topan
Meski nyawa ninggalin badan
Meski nama tertulis dinisan
Jasa2mu tetap kami simpan

Maaf jika jasamu tak terbalaskan
Hanya doa yg slalu kami panjatkan
Untuk guru-guru harapan
Tonggak ilmu raih masa depan...

Merangkai kata lewat tulisan
Tulisan dirangkai penuh menawan
Terima kasih Guru2 Pelalawan
Hipmawan hadir menuai harapan

Salam hormat kami...
Hipmawan Pekanbaru...

Kirim Saran

Nama

Email

Telepon

Saran